sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Harga Saham BRMS Ditarget Sentuh Rp610 usai Laba Melesat 136 Persen di Semester I-2025
Harga Saham BRMS Ditarget Sentuh Rp610 usai Laba Melesat 136 Persen di Semester I-2025
Harga Saham BRMS Ditarget Sentuh Rp610 usai Laba Melesat 136 Persen di Semester I-2025
Harga Saham BRMS Ditarget Sentuh Rp610 usai Laba Melesat 136 Persen di Semester I-2025
Market news editorDinar Fitra Maghiszha
04/08/2025 10:03 WIB

IDXChannel - Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) ditarget menuju harga Rp610 per saham, setelah perusahaan tambang mineral tersebut mencatatkan laba bersih sebesar USD22,9 juta atau naik 136 persen pada semester I-2025.

Analis UOB Kay Hian Sekuritas Benyamin Mikael menilai prospek pertumbuhan laba BRMS tetap solid dalam empat tahun ke depan. Hal ini ditopang oleh kenaikan produksi, pemulihan kualitas bijih, dan ekspansi tambang bawah tanah di Palu.

Dalam riset 1 Agustus 2025, UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi BUY untuk BRMS. Target harga Rp610 mengimplikasikan potensi kenaikan 41,9 persen dari harga pasar saat ini di level Rp430.

Valuasi ini menggunakan pendekatan sum-of-the-parts (SOTP), yang mencakup nilai proyek emas dan tembaga di Gorontalo, Linge Minerals, Suma Heksa, hingga proyek Dairi.

“Kami melihat BRMS memiliki potensi pertumbuhan laba yang kuat, seiring dengan perkembangan proyek jangka panjang seperti tambang bawah tanah dan monetisasi aset mineral,” ujar Benyamin Mikael dalam riset tersebut, diakses pada Senin (4/8/2025).

Sepanjang Januari–Juni 2025, BRMS membukukan pendapatan sebesar USD120,84 juta, hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih mencapai USD22,9 juta, naik 136 persen secara tahunan yoy.

Namun, laba kuartal II-2025 turun menjadi USD8,1 juta atau turun 45,3 persen secara kuartalan, akibat penurunan kualitas/grade bijih emas ke level 1,4 g/t (dari 1,6 g/t di kuartal sebelumnya), sejalan dengan penurunan volume produksi.

Produksi emas selama kuartal tersebut tercatat 17.071 ons, dengan harga jual rata-rata (ASP) sebesar USD3.282 per ons, naik 40,5 persen secara tahunan.

Manajemen BRMS menjelaskan, pelemahan grade bijih bersifat sementara karena adanya aktivitas pushback di tambang Poboya, Palu.

Perusahaan memperkirakan kualitas bijih akan membaik pada kuartal IV-2025 seiring dibukanya kembali akses ke zona dengan kadar emas lebih tinggi.

Salah satu agenda strategis BRMS ke depan adalah pembangunan tambang emas bawah tanah di Poboya, yang ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2027. Terowongan decline telah mencapai kedalaman lebih dari 200 meter, dan proyek dikerjakan oleh Macmahon Indonesia.

Tambang ini diharapkan memproduksi emas dengan kadar lebih tinggi, yakni 4,9 gram per ton.

UOB Kay Hian memproyeksikan pendapatan BRMS akan mencapai USD245 juta pada 2025, dengan EBITDA sebesar USD101 juta dan laba bersih USD46 juta.

Proyeksi tersebut naik menjadi USD70 juta pada 2027. Return on equity (ROE) diperkirakan meningkat dari 5,9 persen pada 2025 menjadi 6,9 persen di 2027, seiring membaiknya profitabilitas dari proyek baru.

Dari sisi valuasi, BRMS diperdagangkan pada EV/EBITDA 2025 sebesar 38,9 kali, lebih rendah dibanding valuasi target Rp610 yang mencerminkan EV/EBITDA sebesar 54,5 kali.

BRMS diperkirakan tidak membagikan dividen hingga 2027, dan bakal mengandalkan reinvestasi untuk mendanai ekspansi tambang.

Dengan potensi pertumbuhan laba dan tambahan cadangan mineral, UOB Kay Hian menilai saham BRMS tetap menarik. Meskipun kinerja semester I-2025 baru mencapai sekitar 42 persen dari estimasi konsensus, Benyamin menilai pencapaian ini masih sejalan dengan proyeksi internal.

"BRMS menawarkan potensi pertumbuhan laba yang solid dalam empat tahun ke depan, bersama dengan potensi penambahan cadangan dan monetisasi tambang Gorontalo," katanya.

Hingga Senin (4/8/2025) pukul 09:19 WIB, saham BRMS terpantau menguat 0,45 persen ke Rp442 per saham.

(Dhera Arizona)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :