sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Harga Timah Mulai Stabil, TINS Kejar Target Produksi 2025
Harga Timah Mulai Stabil, TINS Kejar Target Produksi 2025
Harga Timah Mulai Stabil, TINS Kejar Target Produksi 2025
Harga Timah Mulai Stabil, TINS Kejar Target Produksi 2025
Market news editorRahmat Fiansyah
04/08/2025 13:01 WIB

IDXChannel - PT Timah Tbk (TINS) terus berupaya mengejar volume produksi seiring harga timah di pasar global yang mulai stabil pada kuartal II-2025.

Pada tahun ini, perseroan menetapkan target produksi bijih timah 21.500 ton Sn dan logam timah 21.545 ton, serta penjualan logam timah 19.065 ton. 

Sementara di semester I-2025, produksi bijih timah baru 6.997 ton Sn, baru 32,5 persen dari target produksi. Angka tersebut juga lebih rendah 32 persen dibandingkan capaian produksi pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor seperti belum optimalnya aktivitas penambangan, baik di darat maupun laut, dampak cuaca angin utara dan tenggara, kondisi cadangan yang tidak merata (spotted), dan masih terjadinya aktivitas penambangan ilegal.

Seiring penurunan produksi bijih timah, produksi logam timah juga ikut turun 29 persen menjadi 6.870 ton. Sedangkan penjualan logam timah turun 28 persen menjadi 5.983 ton.

“Perseroan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP), serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan perseroan.“ ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani lewat keterangan resmi, Senin (4/8/2025).

TINS mengandalkan pasar ekspor dengan porsi hingga 92 persen terhadap penjualan dan 8 persen sisanya di pasar domestik. Negara tujuan ekspor terbesar meliputi Jepang (20 persen), Korea Selatan (19 persen), Singapura (16 persen), Belanda (16 persen), Italia (5 persen), dan India (4 persen).

Penurunan kinerja operasional tersebut juga berdampak pada pendapatan TINS yang turun 19 persen menjadi Rp4,22 triliun. EBITDA anjlok 31 persen dengan laba bersih Rp300 miliar.

Setelah tertekan pada awal tahun, harga timah saat ini relatif stabil. Secara kumulatif pada semester I, harga timah naik 8 persen menjadi USD32.816 per ton.

Senada, harga rata-rata logam timah di Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) mencapai USD32.115,77 per ton, naik 9,6 persen. Pada tahun ini, harga timah diproyeksikan berada di kisaran USD29-USD34 ribu per ton berdasarkan versi Bloomberg.

TINS akan mendorong produksi pada paruh kedua tahun ini. Selain meningkatkan cadangan dan sumber daya, hilirisasi dan industrialisasi ekosistem EV bakal menjadi katalis bagi kinerja perusahaan yang beroperasi di Bangka Belitung itu.

(Rahmat Fiansyah)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :