sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
IDX CHANNEL ECONOMIC OUTLOOK : Pelindo IV Dorong Ekspor Indonesia Melalui Makassar New Port
IDX CHANNEL ECONOMIC OUTLOOK : Pelindo IV Dorong Ekspor Indonesia Melalui Makassar New Port
IDX CHANNEL ECONOMIC OUTLOOK : Pelindo IV Dorong Ekspor Indonesia Melalui Makassar New Port
IDX CHANNEL ECONOMIC OUTLOOK : Pelindo IV Dorong Ekspor Indonesia Melalui Makassar New Port
Market news editorFahmi Abidin
11/12/2019 19:00 WIB

IDXChannel – Dalam special event IDX Channel Economic Outlook yang diselenggarakan pada Rabu (11/12/2019), diketahui bahwa besarnya potensi bisnis dan sumber daya alam Indonesia Timur sangat melimpah, pemerintah melalui Pelindo IV pun terus menggenjot perkembangan industri manufaktur di wilayah tersebut melalui Makassar New Port

Dikatakan Direktur Pelindo IV Farid Padang, dengan dibangunnya Makasar New Port diharapkan  dapat mendongkrak ekspor langsung tidak hanya wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), tapi juga Papua Barat, Maluku dan pulau Sulawesi.

“Sejak 2015, orang-orang hanya tahu ekspor dari Jakarta dan Surabaya. Padahal, sejak Desember 2015 Pelindo IV telah melaksanakan ekspor dari Makassar,” kata Farid mewakili Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam acara IDX Channel Economic Outlook bertajuk "Sinergi Memperkuat Kawasan Timur Indonesia" di Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Sejatinya kegiatan ekspor di Makassar telah dimulai dari skala kecil, seiring berkembangnya infrastruktur, kini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di timur Indonesia dari berbagai sektor berskala besar.

“Pada pertama kali kami hanya memiliki 40 kontainer. Semakin bertambahnya tahun, kini kami sudah ada 4.000 kontainer,” ungkap Farid Padang.

Lebih lanjut Farid mengungkapkan, alasan tumbuhnya ekspor di Indonesia Timur karena pengusaha dan eksportir mulai melirik dari sisi biaya logistik yang dirasakan cukup bersaing dan mampu memangkas waktu lebih cepat.

“Karena dulu ekspor harus melalui Surabaya dan Jakarta. Dengan adanya direct call, ini juga memberikan efisiensi, yaitu pengiritan biaya pengiriman dan waktu,” jelas Farid.

Sebelumnya pengiriman komoditas ekspor ke China misalnya, membutuhkan waktu hingga 24 hari karena melewati Surabaya dan Jakarta. Kini, ditegaskan Farid, dengan adanya Makassar New Port, pengiriman hanya memakan waktu 9 hari saja.

“Padahal kemampuan pendingin kan hanya bisa sampai 20 hari (perishable product). Jika lebih dari itu, maka grade ekspor akan menurun, yang berimbas pada nilai ekspor barang mentah menjadi di-reject dan turun harganya. Eksportir akan kena harga yang murah, nelayan dan petani yang terkena dampaknya," tutur Farid. Oleh karenya fleksibilitas kebijakan tersebut dimaksimalkan hanya membutuhkan paling lama 9 hari kerja. (*)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :