sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Industri Komponen Otomotif Masih Tertekan Imbas Gempuran Mobil Listrik Impor
Industri Komponen Otomotif Masih Tertekan Imbas Gempuran Mobil Listrik Impor
Industri Komponen Otomotif Masih Tertekan Imbas Gempuran Mobil Listrik Impor
Industri Komponen Otomotif Masih Tertekan Imbas Gempuran Mobil Listrik Impor
Technology editorM Fadli Ramadan
02/09/2025 02:20 WIB

IDXChannel - Industri komponen saat ini masih tertekan dengan gempuran mobil listrik impor yang mendapat insentif dari pemerintah. 

Kondisi ini membuat industri otomotif Indonesia menekan produksinya sehingga penggunaan komponen dalam negeri berkurang.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmat Basuki menuturkan, kondisi ini membuat sejumlah industri komponen harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan finansial.

"Dikarenakan pasar domestik terus turun sejak dari tahun 2022 sampai sekarang, sebagai industri komponen yang supply ke pabrik mobil, supply-nya juga turun," kata Rachmat saat dihubungi iNews Media Group Senin (1/9/2025).

Bukan hanya mobil listrik impor, truk tambang yang diimpor dari China juga berimbas pada industri komponen. Kebijakan impor kendaraan dari pemerintah membuat industri otomotif dalam negeri menjadi goyah.

"Ditambah lagi akhir-akhir ini banyak CBU baik EV maupun truk tambang yang mengakibatkan supply komponen ke pabrik mobil yang dirakit di Indonesia semakin turun. Ya karena supply terus menurun, otomatis untuk bertahan kita juga harus mengurangi karyawan, terutama industri komponen yang tidak punya kemampuan ekspor," tuturnya.

Rachmat mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah terkait agar industri komponen kembali menguat. Salah satunya adalah mengajukan insentif berbasis TKDN untuk kendaraan yang diproduksi di dalam negeri.

"GIAMM sudah usul ke pemerintah, kalau bisa ada antisipasi untuk menaikkan pasar dengan cara pemberian insentif PPnBM-DTP untuk produk-produk yang dirakit dalam negeri. Dengan TKDN di atas 60 persen seperti waktu covid 19," kata dia.

Menurutnya, ini akan membuat penjualan mobil di Indonesia meningkat karena harga kendaraan baru akan jauh lebih terjangkau. Perekonomian juga diyakini akan kembali membaik karena terjadi perputaran uang yang besar.

"Pasar kendaraan naik, industri komponen tertolong dan syukur-syukur pajak penerimaan negara juga naik," tuturnya.

(kunthi fahmar sandy)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :