sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Ini Produk India yang Dibebaskan dari Tarif AS 50 Persen
Ini Produk India yang Dibebaskan dari Tarif AS 50 Persen
Ini Produk India yang Dibebaskan dari Tarif AS 50 Persen
Ini Produk India yang Dibebaskan dari Tarif AS 50 Persen
News editorKunthi Fahmar Sandy
27/08/2025 15:14 WIB

IDXChannel - Perdana Menteri India Modi menegaskan batas waktu untuk bea masuk tambahan sebesar 25 persen telah berakhir.

Dilansir dari laman Hindustantimes Rabu (27/8/2025), dengan berakhirnya batas waktu Presiden Donald Trump untuk bea masuk tambahan, India kini resmi dikenakan bea masuk sebesar 50 persen oleh AS atas impor.

Adapun tarif tambahan sebesar 25 persen, di atas tarif 25 persen yang diberlakukan sebelumnya, diumumkan oleh Trump awal bulan ini.

Tarif tambahan diumumkan sebagai hukuman bagi India yang membeli minyak dari Rusia, sebuah langkah yang berulang kali disebut India sebagai tidak adil, tidak dapat dibenarkan, dan tidak masuk akal.

Pada hari Senin, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan draf pemberitahuan yang menguraikan rencana penerapan tarif 50 persen atas produk-produk dari India.

Dengan tarif yang tinggi terhadap India, Trump berharap dapat menekan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, agar mengakhiri perang melawan Ukraina dengan mencoba mengekang perdagangan minyak Moskow.

Pembaruan penting mengenai tarif 50 persen AS terhadap India:

Tarif 50 persen Donald Trump untuk impor India telah mulai berlaku ketika batas waktu berakhir pada pukul 09.31 IST tanggal 27 Agustus. 

Sebelumnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menerbitkan draf pemberitahuan yang menyatakan bahwa bea masuk yang lebih tinggi akan berlaku untuk produk-produk India yang dimasukkan untuk konsumsi, atau ditarik dari gudang untuk konsumsi.

Para eksportir India bersiap menghadapi penurunan pesanan dari AS setelah negara tersebut memutuskan untuk melanjutkan tarif 50 persen.

Namun, para eksportir tersebut mungkin menerima bantuan keuangan dan diminta untuk menjajaki pasar-pasar seperti China, Amerika Latin, dan Timur Tengah, ujar seorang pejabat yang tak ingin disebutkan namanya.

Perdana Menteri Narendra Modi, dalam pidatonya di Ahmedabad pada hari Senin, merujuk pada tarif AS dan mengatakan bahwa India akan mampu menahan tekanan eksternal. 

Dia juga meyakinkan publik bahwa kepentingan petani, peternak sapi, dan industri kecil tetap menjadi prioritasnya.

“Bagi Modi, kepentingan petani, peternak sapi, dan industri kecil adalah yang terpenting. Tekanan terhadap kami mungkin meningkat, tetapi kami akan menanggung semuanya,” ujarnya.

Dalam pidato lain di Gujarat, PM Modi kembali menekankan dorongannya untuk menerapkan swadeshi dan berkata bahwa definisi swadeshi saya sederhana.

"Saya tidak peduli uang siapa itu, apakah dolar atau pound, atau dari mana asalnya. Yang penting adalah keringat dan kerja kerasnya harus berasal dari India," tutur dia.

Tarif Amerika Serikat terhadap India mulai berlaku setelah lima putaran negosiasi perdagangan selama beberapa bulan di mana kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan perdagangan.

Meskipun sebagian besar ekspor akan terkena tarif AS, pengecualiannya mencakup pengiriman yang sedang dalam perjalanan, bantuan kemanusiaan, dan barang-barang dalam program perdagangan timbal balik.

Adapun produk India lainnya yang dibebaskan dari tarif AS sebesar 50 persen termasuk barang-barang yang terbuat dari besi dan baja, aluminium dan tembaga, serta kendaraan penumpang, truk ringan, dan komponen otomotif. Sektor farmasi India, serta barang elektronik (chip, ponsel, dan tablet), juga dibebaskan.

Presiden AS Donald Trump juga mengeluarkan peringatan tarif kepada negara-negara lain pada hari Senin jika mereka tidak menghapus pajak, undang-undang, aturan, atau regulasi digital.

Tanpa menyebut nama negara mana pun, Trump mengatakan bahwa ia memberi peringatan kepada negara-negara yang menerapkan pajak dan regulasi tersebut dan mengancam akan mengenakan tarif tambahan yang substansial kepada mereka.

Dalam sebuah postingan yang bernada keras di Truth Social, Trump menulis, "Pajak Digital, Legislasi Layanan Digital, dan Regulasi Pasar Digital semuanya dirancang untuk merugikan, atau mendiskriminasi, Teknologi Amerika. Hal-hal tersebut juga, secara keterlaluan, memberikan kelonggaran sepenuhnya kepada Perusahaan Teknologi terbesar di Tiongkok. Ini harus diakhiri, dan diakhiri SEKARANG! Dengan KEBENARAN ini, saya memberi peringatan kepada semua Negara yang menerapkan Pajak, Legislasi, Aturan, atau Regulasi Digital bahwa kecuali tindakan diskriminatif ini dihapus. Saya sebagai Presiden Amerika Serikat, akan mengenakan Tarif tambahan yang substansial terhadap Ekspor Negara tersebut ke AS, dan menerapkan pembatasan Ekspor terhadap Teknologi dan Chip kami yang Sangat Dilindungi."

Pada hari Senin, 25 Agustus, beberapa hari menjelang batas waktu tarif Trump, pejabat senior India dan AS membahas kerja sama di bidang-bidang utama seperti perdagangan dan investasi, keamanan energi, anti-terorisme dan penandatanganan kerangka kerja 10 tahun baru untuk Kemitraan Pertahanan Utama dalam sebuah pertemuan virtual di tengah penurunan hubungan bilateral, lapor Hindustan Times.

(kunthi fahmar sandy)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :