IDXChannel - Sinyal pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) oleh The Fed semakin menguat menyusul pertumbuhan lapangan kerja AS yang nyaris terhenti dan tingkat pengangguran yang meningkat.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan 22 ribu lapangan pekerjaan pada Agustus, jauh di bawah ekspektasi. Sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen persen tertinggi sejak Oktober 2021.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru bagi Ketua The Fed Jerome Powell, yang sebelumnya mengingatkan bahwa perlambatan perekrutan bisa memicu lonjakan angka pengangguran jika disertai peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilansir dari AP News, Sabtu (6/9/2025), lebih dari seperempat pengangguran tercatat sudah mencari kerja sejak awal Februari, hanya beberapa pekan setelah Donald Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS.
Tekanan semakin terasa pada kelompok rentan di mana tingkat pengangguran warga kulit hitam melonjak menjadi 7,5 persen, jauh di atas rata-rata nasional.
Di sisi lain, inflasi diperkirakan kembali meningkat seiring dampak tarif impor yang digencarkan pemerintahan Trump, sehingga memperburuk beban biaya kebutuhan pokok masyarakat.
Selama 2025, The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen. Namun, laporan tenaga kerja terbaru membuat pasar menilai prioritas bank sentral akan beralih dari kekhawatiran inflasi menuju stabilitas pasar kerja.
“Laporan tenaga kerja Agustus seharusnya mengukuhkan pergeseran fokus The Fed dari inflasi ke pelemahan pasar tenaga kerja,” tulis ekonom Bank of America.
Lembaga keuangan Wall Street itu memperkirakan The Fed akan memangkas bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September dan Desember, dengan suku bunga acuan turun ke 3-3,25 persen pada akhir 2026.
Powell sendiri pada simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, dua pekan lalu, telah memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga. Meski demikian, dia menegaskan bahwa The Fed tetap akan berhati-hati selama kondisi pasar tenaga kerja masih stabil.
Meski mayoritas pelaku pasar memperkirakan pemangkasan 25 bps bulan ini, peluang pemangkasan lebih besar juga meningkat pasca laporan tenaga kerja.
Data pasar berjangka menunjukkan sekitar 10 persen peluang The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 bps, naik dari nol sebelum laporan tersebut dirilis.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menilai kondisi saat ini bisa mendorong The Fed untuk mengambil langkah pemangkasan yang lebih agresif.
Pandangan itu sejalan dengan desakan Presiden Trump yang sejak lama menginginkan biaya pinjaman ditekan lebih dalam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
(DESI ANGRIANI)