IDXChannel - Presiden Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem menyebut bahwa kebijakan moneter bank sentral AS berada pada posisi yang tepat mengingat kondisi ekonomi saat ini.
Namun dia tanpa secara jelas mengisyaratkan sikapnya terhadap potensi penurunan suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang.
"Penetapan suku bunga kebijakan yang relatif ketat saat ini konsisten dengan pasar tenaga kerja penuh saat ini dan inflasi inti yang hampir satu poin persentase di atas target 2 persen The Fed," ujar Musalem dalam pidatonya di Peterson Institute for International Economics seperti dikutip dari laman Investing Rabu (3/9/2025).
Musalem menekankan bahwa ia membutuhkan data ekonomi tambahan sebelum menentukan posisinya mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
"Kami akan terus memperbarui pandangan dan penilaian saya terhadap keseimbangan risiko untuk menentukan jalur terbaik ke depan untuk suku bunga," ujarnya.
Pernyataannya disampaikan menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada 16-17 September, di mana pasar secara luas mengantisipasi penurunan suku bunga seperempat poin persentase dari kisaran 4,25 persen-4,50 persen saat ini.
Ketua The Fed, Jerome Powell, baru-baru ini mengisyaratkan bahwa penurunan tersebut mungkin saja terjadi.
Mengenai ketenagakerjaan, Musalem menggambarkan pasar tenaga kerja saat ini berada pada tingkat kesempatan kerja penuh, tetapi mencatat bahwa ia memperkirakan kondisi tersebut akan bertahap mendingin dan tetap mendekati tingkat kesempatan kerja penuh dengan risiko yang cenderung menurun.
Dia juga menyebutkan peningkatan indikator pengangguran yang mendasarinya dan revisi data yang menurun baru-baru ini sebagai faktor-faktor yang semakin meningkatkan persepsi tentang risiko penurunan pasar tenaga kerja.
Mengenai inflasi, Musalem memperkirakan bahwa tarif kemungkinan akan menjadi tantangan sementara bagi perekonomian, dengan dampaknya akan terasa dalam sistem selama dua hingga tiga kuartal mendatang sebelum mereda.
Dia menambahkan bahwa pertumbuhan PDB riil yang di bawah tren dan ekspektasi inflasi jangka panjang yang stabil akan membatasi persistensi inflasi.
Ke depannya, Musalem memproyeksikan bahwa inflasi akan kembali konvergensi menuju 2 persen pada paruh kedua di 2026 sembari mengakui bahwa kemungkinan yang wajar bahwa inflasi di atas target dapat bertahan lebih lama.
(kunthi fahmar sandy)