sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Prospek Harga Minyak Cenderung Bearish di Tengah Lonjakan Pasokan
Prospek Harga Minyak Cenderung Bearish di Tengah Lonjakan Pasokan
Prospek Harga Minyak Cenderung Bearish di Tengah Lonjakan Pasokan
Prospek Harga Minyak Cenderung Bearish di Tengah Lonjakan Pasokan
Market news editorTIM RISET IDX CHANNEL
01/09/2025 07:23 WIB

IDXChannel - Harga minyak menutup pekan dengan sedikit menguat meski melemah pada perdagangan Jumat (29/8/2025) pekan lalu menjelang libur panjang Hari Buruh di Amerika Serikat (AS).

Ekspektasi turunnya permintaan pascamusim panas dan peningkatan produksi OPEC+ menekan premi geopolitik terkait perang Rusia-Ukraina serta kemungkinan sanksi AS yang lebih ketat.

Kontrak berjangka (futures) Brent untuk pengiriman Oktober, yang berakhir pada Jumat, ditutup di USD68,12 per barel, turun 0,73 persen. Kontrak yang lebih aktif untuk November berakhir melemah 0,78 persen di USD67,45 per barel.

Sementara, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup di USD64,01 per barel, merosot 0,91 persen.

Kendari terkoreksi pada Jumat, minyak WTI masih mencatat kenaikan mingguan 0,5 persen. Serupa, harga minyak Brent naik 0,6 persen lebih tinggi dibanding sepekan sebelumnya.

Posisi futures WTI berada di bawah rata-rata pergerakan 50 hari (MA-50) di USD64,60 dan level pivot jangka panjang di USD64,56. Sepanjang Agustus, harga minyak anjlok 6,47 persen, menandai bulan yang berat bagi pasar energi.

Analis FXEmpire, James Hyerczyk, menilai tekanan teknikal masih dominan. Ia menilai, selama harga belum mampu menembus resistance kunci di USD66,18 dengan meyakinkan, ruang penguatan tetap terbatas.

Menurut Hyerczyk, level USD66,18 menjadi pemicu teknikal untuk reli menuju USD69,69. Sebaliknya, jika harga turun menembus support di rata-rata 200 hari (MA-200) pada USD63,26, pintu menuju level USD61,12—bahkan hingga USD56,09—bisa terbuka.

Sentimen pasar juga dipengaruhi ekspektasi peningkatan pasokan dari OPEC+. Pertemuan pekan ini diperkirakan menghasilkan keputusan untuk terus menaikkan produksi. “Kita akan melihat lonjakan suplai masuk ke pasar yang permintaannya mulai melemah,” kata analis Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.

Berakhirnya musim mengemudi di AS usai libur Hari Buruh membuat prospek permintaan semakin suram.

Meski demikian, data persediaan minyak AS memberi sedikit penopang. Laporan pekan yang berakhir 22 Agustus menunjukkan penarikan stok lebih besar dari perkiraan, terutama dari sektor industri dan transportasi. Hal ini mengindikasikan permintaan jangka pendek masih bertahan.

Dari sisi geopolitik, ketegangan sempat mendorong harga lebih tinggi. Serangan drone Ukraina ke infrastruktur energi Rusia memicu reli awal pekan. Namun kabar mengenai pembicaraan gencatan senjata di Eropa cepat meredam momentum.

Di saat yang sama, India tetap melanjutkan impor minyak Rusia meski ada tekanan dari AS, dengan volume yang diperkirakan meningkat pada September.

Secara keseluruhan, Hyerczyk menekankan arah jangka pendek masih condong bearish.

“Kecuali level USD66,18 ditembus dengan dukungan katalis baru, reli hanya akan bersifat sesaat. Jika harga jatuh di bawah USD61,12, risiko penurunan lebih dalam akan terbuka,” tuturnya. (Aldo Fernando)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :