sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Saham Consumer Tertinggal, Sudah Waktunya Beli?
Saham Consumer Tertinggal, Sudah Waktunya Beli?
Saham Consumer Tertinggal, Sudah Waktunya Beli?
Saham Consumer Tertinggal, Sudah Waktunya Beli?
Market news editorRahmat Fiansyah
29/08/2025 05:00 WIB

IDXChannel - Saham-saham konsumer pada enam bulan pertama 2025 masih menjadi pemberat alias laggard bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tekanan harga membuat saham di sektor defensif ini patut dilirik.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, investor institusional masih menyukai saham-saham konsumer. Namun, investor perlu selektif karena kinerja emiten di sektor ini berbeda-beda.

"Stance (posisi) kami adalah untuk consumer staples, kami suka. Jadi kami melihat itu, meskipun mungkin dari beberapa nama yang kami cover, tidak semua kami masukkan ke dalam most preferred list juga, karena memang kalau kita lihat kinerjanya di beberapa emiten itu berbeda-beda," kata Joezer dalam Mandiri Economic Outlook Q3 2025, Kamis (28/8/2025).

Sektor consumer terbagi menjadi dua, yaitu barang konsumsi non-siklis (Consumer Non-Cyclicals) seperti UNVR dan ICBP dan barang konsumsi siklis (Consumer Cyclicals) seperti ERAA dan ACES. Kinerja kedua sektor tersebut masing-masing minus 8,07 persen dan 14,03 persen hingga Juni 2025.

Joezer mengatakan, saham-saham barang konsumsi non-siklis berpotensi terpengaruh oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan bantuan sosial (bansos). Namun, investor perlu selektif karena sebagian emiten juga terdampak kenaikan bahan baku yang memengaruhi margin.

Sementara itu, sektor barang konsumsi siklis masih mengalami underperformance karena masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam berbelanja. Namun, Joezer melihat sentimen negatif ini sudah cukup tercermin pada harga sahamnya.

"Untuk yang consumer cyclical, sifatnya mungkin karena memang belanja masyarakat cenderung lebih ke defensive, sehingga memang wajar jika sektor tersebut mengalami underperformance di tahun ini," ujarnya.

Kendati demikian, ia menilai valuasi sektor ini sudah cukup menarik untuk jangka waktu 6-12 bulan ke depan. Namun, Joezer mengingatkan bahwa meskipun harganya menarik, katalis yang dapat mendongkrak harga sahamnya mungkin belum terlihat secara instan.

"Secara valuasi kita melihat ini sudah menarik secara entry point-nya (titik masuknya). Cuma memang balik lagi, posisi beli dan katalis itu bisa berbeda," ujar Joezer.

(Rahmat Fiansyah)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :