IDXChannel - Saham emiten milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), turun tajam pada perdagangan Kamis (21/8/2025) seiring investor merespons negatif kabar terbaru dari penyedia indeks global MSCI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.09 WIB, saham DSSA anjlok 13,94 persen ke level Rp79.475 per unit, usai sempat menyentuh auto rejection bawah (ARB) 15 persen di awal sesi. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp794,56 miliar.
Kendati turun tajam hari ini, saham DSSA berhasil terbang 114,80 persen sepanjang 2025 (YtD).
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham DSSA tengah menghadapi tekanan dari sisi indeksasi MSCI.
“DSSA mengalami pengurangan bobot 50 persen dari awal, estimasi awal di USD688 juta, menjadi USD344 juta, yang artinya penurunan inflow menjadi Rp5,5 triliun,” kata Michael, Kamis (21/8/2025).
Yeoh menambahkan, dinamika tersebut juga beriringan dengan agenda penting yang bisa membuka peluang baru bagi emiten ini. “Perlu dicatat juga bahwa besok akan ada pengumuman indeks FTSE di mana DSSA berpotensi untuk masuk ke big cap,” ujarnya.
Secara teknikal, ia menilai posisi DSSA saat ini justru menarik bagi investor. “DSSA kembali ke dalam range sebelum breakout all-time high (ATH). Maka, ini merupakan area yang menarik di range Rp76.000-Rp70.000,” tuturnya.
Dalam keterangan di website resmi, pada 20 Agustus 2025, MSCI memutuskan tetap memasukkan saham DSSA dalam indeks MSCI Indonesia pada hasil review Agustus 2025. Namun, bobot saham DSSA akan disesuaikan setelah lembaga penyusun indeks global itu menetapkan faktor penyesuaian khusus.
Dalam pengumumannya, MSCI menyebutkan keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari pelaku pasar terkait ketidakpastian free float saham DSSA. Mengingat bobot proforma DSSA yang signifikan dalam indeks, MSCI akan menerapkan adjustment factor sebesar 0,5 terhadap Foreign Inclusion Factor (FIF) saham tersebut.
Dengan langkah ini, FIF DSSA yang semula 0,25 atau 25 persen akan direvisi menjadi 0,13 atau 13 persen. Perubahan tersebut akan mulai tercermin dalam Advanced Corporate Event (ACE) Files pada 21 Agustus 2025.
“MSCI akan terus memantau perkembangan Dian Swastatika Sentosa dan akan memberikan pembaruan sebelum review indeks November 2025,” kata pihak MSCI.
Sebagai informasi, DSSA, bersama PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik Prajogo Pangestu, masuk MSCI Global Standard Indexes dalam review per Agustus ini.
Stockbit menjelaskan pada Kamis (21/8), pengumuman tersebut tetap menegaskan masuknya DSSA ke dalam indeks MSCI. Penerapan faktor penyesuaian 0,5 pada FIF hanya berdampak pada penurunan bobot (downweighting) awal DSSA dalam perhitungan indeks MSCI.
“Penyesuaian tersebut menyebabkan potensi arus dana berkurang hingga sekitar 50 persen dari perkiraan awal,” kata Tim Stockbit.
MSCI adalah penyedia indeks global yang menjadi acuan utama investor institusi dunia. Masuknya sebuah saham ke indeks MSCI penting karena bisa menarik arus dana asing, meningkatkan likuiditas, serta memengaruhi sentimen dan harga saham terkait. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.