sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Selain IHSG, Bursa se-Asia Terkoreksi Tajam
Selain IHSG, Bursa se-Asia Terkoreksi Tajam
Selain IHSG, Bursa se-Asia Terkoreksi Tajam
Selain IHSG, Bursa se-Asia Terkoreksi Tajam
Market news editorYulistyo Pratomo
23/08/2022 10:22 WIB

IDXChannel - Kinerja bursa di kawasan Asia mengalami koreksi cukup tajam pada perdagangan hari ini. Penurunan ini merupakan lanjutan dari koreksi yang terjadi di Wall Street pada penutupan Senin (22/8/2022) waktu setempat.

Dari pantauan IDX Channel, Selasa (23/8/2022), indeks MSCI selain Jepang terkoreksi sebanyak 5 poin, atau 0,97 persen. Hal ini sekaligus melanjutkan penurunan yang terjadi sebanyak enam kali berurut-turut.

Indeks ASX All Ordinaries Australia amblas sebesar 0,5 persen, kemudian Shanghai Composite China kehilangan 0,31 persen. Hal yang sama juga terjadi pada Hang Seng Hong Kong 0,80 persen.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang 1,17 persen dan Taiwan TSEC 50 turun 0,85 persen. Hanya indeks harga saham gabungan (IHSG) atau IDX Composite yang sedang mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen.

Penurunan ini tak lepas dari kegelisahan atas ekonomi China terus merembes usai menurunkan suku bunga pinjaman serta rencana mengenai putaran baru pinjaman resmi kepada pengembang properti yang menjadi tekanan di sektor ini.

"Akan cukup buruk untuk ekuitas China jika perjuangan ekonomi terbatas pada sektor properti," kata ekonom pasar di Capital Economics, Oliver Allen, seperi dikutip dari Reuters.

Meski begitu, Allen menganggap sektor jasa tidak akan terjadi pertumbuhan jika China belum mencabut kebijakan "zero-covid" mereka. Hal ini justru akan menambah penderitaan bagi perekonomian di negeri Tirai Bambu tersebut.

"Tetapi pertumbuhan di sektor jasa tampaknya tidak mungkin meningkat selama kebijakan nol-COVID China tetap berlaku; ledakan ekspor terkait pandemi akan segera berakhir; dan kekurangan listrik karena kekeringan di beberapa bagian negara tampaknya akan segera berakhir. untuk industri pincang dalam waktu dekat."

Sementara, survei manufaktur Eropa dan Inggris yang dijadwalkan pada Selasa ini diperkirakan akan menyoroti kerusakan yang terjadi pada aktivitas, dengan Jerman terlihat lebih dalam di wilayah kontraksi.

"Situasi energi Eropa yang mengerikan menunjukkan puncak inflasi belum ada di sini dan risiko tetap bahwa inflasi tinggi akan bertahan lebih lama tanpa tindakan bank sentral yang agresif lebih lanjut," kata direktur ekonomi di NAB, Tapas Strickland.

Wall Street ditutup turun tajam pada perdagangan Senin (22/8/2022) waktu setempat karena investor khawatir tentang pertemuan Federal Reserve AS akhir pekan ini di Jackson Hole, Wyoming, yang diperkirakan akan memperkuat komitmen kuat oleh bank sentral untuk membasmi inflasi.

Mengutip Reuters, S&P 500 turun 2,14% untuk mengakhiri sesi di 4.137,99 poin. Sedangkan Nasdaq turun 2,55% menjadi 12.381,57 poin, sementara Dow Jones Industrial Average turun 1,91% menjadi 33.063,61 poin.

Semua 11 indeks sektor S&P 500 turun, dipimpin lebih rendah oleh consumer discretionary (.SPLRCD), turun 2,84%, diikuti oleh penurunan 2,78% dalam teknologi informasi (.SPLRCT). (TYO)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :