Antam adalah perusahaan yang memproduksi logam mulia atau instrumen investasi emas batangan. Mayoritas emas batangan yang saat ini beredar di masyarakat adalah hasil produksi Aneka Tambang. 

ANTM juga merupakan bagian dari PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID, BUMN holding yang menaungi perusahaan-perusahaan pertambangan milik negara. Pertambangan emas milik ANTM berada di Pongkor (Jabar) dan Cibaliung (Banten). 

Kegiatan usaha Antam meliputi eksplorasi, penambangan (ekstraksi), pengolahan dan pemasaran. Adapun jenis logam dan mineral yang dikelola Antam adalah emas, bijih nikel, feronikel, perak, bauksit, dan batu bara.

Perusahaan ini didirikan pada 1968 dari merger beberapa perusahaan pertambangan nasional. Aneka Tambang melepas 35 persen sahamnya ke bursa efek pada 1997 untuk mendanai proyek ekspansi feronikel. 

Sebagai BUMN, jelas status kepemilikan Aneka Tambang adalah milik negara. Namun di luar saham pengendali, saham-saham non-pengendali dikuasi oleh beberapa investor. 

Melansir laman resmi Aneka Tambang (3/9/2025), per 31 Juli saham pengendali berjumlah 65 persen dari seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sisanya adalah saham yang diperdagangkan oleh pihak-pihak non-pengendali, termasuk investor ritel. 

Setidaknya ada 20 investor institusi, atau investor besar, memiliki saham di perusahaan ini dengan beragam persentase kepemilikan. Mulai dari 0,23 persen sampai dengan 1,09 persen.  

Berikut ini adalah 10 besar pemilik saham mayoritas di PT Aneka Tambang Tbk per Juli 2025: 

Penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham ANTM (pemilik) adalah PT Mineral Industri Indonesia, yang artinya pemilik akhir perusahaan dan saham ANTM adalah pemerintah negara Indonesia. 

Saham ANTM juga melantai di Bursa Efek Australia (ASX) sejak 2022 dan kini tercatat dalam full ASX Listing, diperdagangkan dalam bentuk Chess Depository Interest (CDI) atau sertifikat penitipan efek ASX yang dapat ditukar dengan lima saham seri B (per satu unit CDI).

Seiring kenaikan harga emas dunia yang terus menerus menguji level all time high, perolehan laba ANTM juga meningkat sepanjang semester pertama 2025. Pada 29 Agustus 2025, ANTM mengumumkan perolehan laba tumbuh 240 persen sepanjang Januari-Juni. 

Dengan nilai mencapai Rp5,14 triliun, pada periode yang sama tahun lalu ANTM mencatatkan laba Rp1,51 triliun saja. Sedangkan laba kotor perseroan tercatat mencapai Rp8,24 triliun, naik 311 persen dari periode yang sama setahun lalu. 

Pada perdagangan Rabu 3 September 2025, ANTM dibuka di harga Rp3.400 per saham. Sejak awal 2025, saham Antam sudah mencatatkan kenaikan harga sebesar 121,64 persen.

Itulah informasi menarik tentang siapa pemilik saham ANTM. 

(Nadya Kurnia)