IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka merah pada perdagangan Selasa (2/9/2025) waktu setempat.
Melemahnya Bursa AS di tengah sorotan pelaku pasar atas legalitas kebijakan tarif Presiden Donald Trump serta penantian rilis sejumlah data ekonomi.
Dow Jones Industrial Average turun 1,17 persen ke 45.009,80. S&P 500 koreksi 1,2 persen ke 6.380, sementara Nasdaq Composite melemah 1,33 persen ke 21.170,86.
Pada Jumat lalu (29/8/2025), pengadilan banding Amerika Serikat memutuskan bahwa sebagian besar tarif yang diberlakukan Trump ilegal.
Meski demikian, pengadilan masih mengizinkan tarif tersebut tetap berlaku hingga 14 Oktober untuk memberi kesempatan pemerintahan Trump mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
Secara historis, kondisi bursa saham negeri Paman Sam masih tertekan setelah imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun dan 30 tahun naik ke level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Keadaan ini membebani instrumen ekuitas mengingat posisinya sebagai aset berisiko, tercermin dari indeks CBOE (VIX) yang menyentuh titik tertinggi dalam tiga pekan terakhir.
“Jika Mahkamah Agung memutuskan tarif tersebut ilegal, pemerintah harus mengembalikan dana itu. Jika ada lebih banyak utang, imbal hasil akan semakin naik, yang berarti lebih banyak masalah bagi pasar," kata Senior Portfolio Manager Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir Investing, Selasa (2/9/2025).
Selain itu, pelaku pasar juga berhati-hati menjelang rilis data ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP) Agustus pada Jumat depan. Pasar juga menantikan rilis data aktivitas manufaktur AS untuk Agustus yang dijadwalkan setelah bel pembukaan bursa.
Saat ini pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 92 persen bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bulan ini, menurut CME Group’s FedWatch Tool.
Sebelumnya laporan ketenagakerjaan periode Juli tercatat lemah, di mana Gubernur Fed Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole mengakui meningkatnya risiko pasar tenaga kerja.
Data Goldman Sachs per 25 Agustus menunjukkan hedge fund masih enggan masuk ke saham AS di awal September. Melihat riwayatnya, menurut data LSEG, S&P 500 rata-rata melemah 1,5 persen setiap September sejak 2000.
(DESI ANGRIANI)