IDXChannel – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (23/10/2025) waktu setempat terdorong meredanya tensi perang dagang antara AS-China.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,3 persen ke46.734,61, indeks S&P 500 naik 0,6 persen ke 6.738,44, dan NASDAQ Composite menguat 0,9 persen ke 22.941,80.
Ketegangan perdagangan AS-China menurun setelah Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang akan dilaksanakan pada 30 Oktober 2025, seperti dikutip dari Investing, Jumat (24/10/2025).
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan Beijing dan Washington mengancam akan menaikkan tarif.
Reuters baru-baru ini melaporkan bahwa Pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor yang luas ke China untuk barang-barang yang dibuat dengan atau mengandung perangkat lunak AS, sebagai balasan atas pembatasan terbaru Beijing terhadap ekspor logam tanah jarang.
Langkah-langkah yang diusulkan dapat memengaruhi berbagai industri, mulai dari semikonduktor dan kedirgantaraan hingga elektronik konsumen, menandai potensi eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Di sisi lain, musim laporan keuangan kuartalan menunjukkan sekitar 86 persen perusahaan melaporkan hasil yang melampaui estimasi analis. Pertumbuhan laba S&P 500 untuk periode tersebut diperkirakan naik 9,3 persen dibandingkan tahun lalu, secara agregat, menurut data LSEG yang dikutip oleh Reuters.
Meski begitu, saham Tesla (NASDAQ:TSLA) turun, setelah raksasa kendaraan listrik itu membukukan laba yang lebih rendah dari perkiraan Wall Street, karena peningkatan penjualan diimbangi oleh biaya yang lebih tinggi.
Hal itu terjadi tepat ketika produsen kendaraan listrik itu bersiap menghadapi perlambatan permintaan di AS setelah berakhirnya kredit pajak kendaraan listrik.
Perusahaan melaporkan rekor pendapatan kuartalan sebesar USD28,1 miliar, sedikit melampaui perkiraan, tetapi laba bersih turun 37 persen karena pengeluaran penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi serta biaya terkait tarif membebani margin.
Saham IBM (NYSE:IBM) juga merosot tajam setelah pertumbuhan pendapatan perangkat lunak perusahaan teknologi tersebut mengecewakan, meskipun mereka menyampaikan hasil keuangan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi dan menaikkan proyeksinya, dengan alasan adanya dorongan dalam kecerdasan buatan.
Intel (NASDAQ:INTC) akan menjadi sorotan dalam kalender pendapatan pada Kamis waktu setempat, yang dijadwalkan untuk melaporkan kinerja setelah bel penutupan.
Produsen chip itu diperkirakan membukukan pendapatan yang hampir sama pada kuartal ketiga, dengan kelemahan di pusat data dan divisi AI-nya diperkirakan berkontribusi pada penurunan penjualan sebesar 1,2 persen menjadi USD13,12 miliar.
Intel telah diuntungkan dalam beberapa minggu terakhir dari serangkaian suntikan modal, termasuk dari perusahaan kecerdasan buatan (AI), Nvidia (NASDAQ:NVDA), dan raksasa investasi Jepang SoftBank.
Trump mengumumkan pada Agustus bahwa AS juga akan mengambil 10 persen saham di perusahaan tersebut, bahkan setelah presiden mengatakan CEO Intel Lip-Bu Tan harus mundur karena konflik kepentingan.
Di tempat lain, saham Moderna (NASDAQ:MRNA) anjlok setelah perusahaan farmasi tersebut mengumumkan hasil utama dari studi Fase 3 vaksin sitomegalovirus, atau CMV, yang tidak memenuhi titik akhir efikasi utamanya, yaitu mencegah infeksi CMV pada beberapa partisipan perempuan.
Saham Hasbro (NASDAQ:HAS) anjlok setelah produsen mainan tersebut merinci ketidakpastian makroekonomi yang memengaruhi pengeluaran konsumen Amerika, meskipun perusahaan tersebut menaikkan proyeksi pendapatan tahunan dan laba inti.
Saham American Airlines (NASDAQ:AAL) naik setelah maskapai tersebut melaporkan hasil kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan, dengan kerugian yang lebih kecil dari yang diantisipasi.
Saham Honeywell (NASDAQ:HON) menguat setelah konglomerat manufaktur tersebut menaikkan proyeksi laba pada 2025 meskipun terdapat dampak dari rencana pemisahan unit material canggihnya, yang menandakan prospek pertumbuhan yang kuat didorong oleh permintaan kedirgantaraan yang kuat.
Beyond Meat (NASDAQ:BYND) berbalik arah setelah sahamnya yang banyak di-short selling melonjak lebih dari 450 persen sepanjang minggu ini.
Saham Rivian Automotive (NASDAQ:RIVN) melemah setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa produsen kendaraan listrik tersebut akan memberhentikan lebih dari 600 orang.
Di sisi lain, Trump telah mengumumkan sanksi terhadap perusahaan minyak terbesar Rusia, Lukoil dan Rosneft, karena kurangnya komitmen serius Moskow terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Hal ini menandai perubahan sikap Trump terhadap Rusia, setelah sejauh ini memilih untuk tidak menjatuhkan sanksi langsung apa pun kepada negara tersebut dalam masa jabatan keduanya.
Sanksi tersebut kini berpotensi memblokir sebagian besar pasokan minyak global, dan telah membantu meredakan kekhawatiran akan kelebihan pasokan yang mengancam. Hal ini mengakibatkan kenaikan tajam harga minyak.
(Febrina Ratna Iskana)