sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BTS Terbang Jadi Andalan Pengembangan Bisnis Baru Mitratel (MTEL) di Daerah 3T

Technology editor Dhera Arizona Pratiwi
08/08/2024 13:14 WIB
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) melakukan inovasi terbaru dengan merancang Flying Tower System (FTS), sebuah teknologi pesawat tanpa awak.
BTS Terbang Jadi Andalan Pengembangan Bisnis Baru Mitratel (MTEL) di Daerah 3T. (Foto Istimewa)
BTS Terbang Jadi Andalan Pengembangan Bisnis Baru Mitratel (MTEL) di Daerah 3T. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) melakukan inovasi terbaru dengan merancang Flying Tower System (FTS), sebuah teknologi pesawat tanpa awak bertenaga surya yang menggunakan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS). Teknologi ini belakangan disebut sebagai BTS terbang.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, pihaknya baru saja menjalin kemitraan strategis non-eksklusif dalam pengembangan Flying Tower System (FTS) dengan anak usaha Airbus, AALTO HAPS Ltd. (AALTO). Kerja sama antara Mitratel dan AALTO merupakan potensi yang sangat baik untuk memperluas konektivitas, termasuk memperluas cakupan operator seluler (MNO).

“Kerja sama antara Mitratel dan AALTO ini merupakan upaya kami dalam mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang merata terhadap telekomunikasi berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat," ujarnya dalam media gathering di Labuan Bajo, NTT, Selasa (6/8/2024).

Pria yang akrab disapa Teddy itu menjelaskan, akses internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terdepan, terluar dan terjauh (3T). Namun, pemerataan akses internet dan jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi masih menjadi tantangan utama.

"Oleh karena itu, kami merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif," kata dia.

Lebih lanjut, kata Teddy, perseroan saat ini sebagai salah satu perusahaan digital infrastruktur telekomunikasi terbesar di Indonesia, memiliki lebih dari 38.000 menara dan lebih dari 37.000 Km fiber optic.

"Kami berupaya mengambil peran lebih besar untuk menjadi garda terdepan dalam mengakselerasi pemerataan akses jaringan telekomunikasi di seluruh pelosok negeri, khususnya di kawasan Indonesia Timur," ujar dia.

Selain itu, dia menerangkan, kepercayaan industri terhadap perseroan terus memacu manajemen untuk melakukan ekspansi bisnis dan menjajaki berbagai peluang yang sejalan dengan strategi perusahaan, termasuk adopsi teknologi baru untuk menghadapi perubahan di industri dengan melakukan kemitraan strategis yang selektif dan terus mengembangkan infrastruktur di luar pulau Jawa.

“Kami percaya strategi ini semakin mendekatkan kami dengan visi Mitratel untuk menjadi Digital InfraCo nomor satu di pasar APAC (Asia-Pacific),” kata Teddy.

Model bisnis Mitratel menekankan diri pada sistem Economic Sharing, di mana Mitratel hadir sebagai one stop solution untuk berbagai kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Model bisnis yang dipercaya membantu Mobile Network Operator (MNO) dalam melakukan efisiensi biaya operasional ini, menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan jumlah penyewa layanan Mitratel yang mencapai 58.598 tenant, atau naik 7,1 persen yoy.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement