sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pertama Kali, Robot AI Lakukan Operasi Pada Manusia Tanpa Pengawasan Dokter

Technology editor Dian Kusumo Hapsari
12/08/2024 11:55 WIB
Dalam perkembangan teknologi medis yang mengejutkan, sebuah robot kecerdasan buatan (AI) berhasil melakukan operasi gigi pada manusia hidup
Pertama Kali, Robot AI Lakukan Operasi Pada Manusia Tanpa Pengawasan Dokter. (Foto: MNC Media)
Pertama Kali, Robot AI Lakukan Operasi Pada Manusia Tanpa Pengawasan Dokter. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Dalam perkembangan teknologi medis yang mengejutkan, sebuah robot kecerdasan buatan (AI) berhasil melakukan operasi gigi pada manusia hidup tanpa pengawasan langsung dari dokter gigi. Ini menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah medis di mana robot AI melakukan prosedur medis yang rumit tanpa campur tangan manusia.

Robot yang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika, Perspective ini mampu mengganti mahkota gigi dalam waktu 15 menit - delapan kali lebih cepat dari keahlian manusia.

Perspective mengatakan robot bertenaga AI dapat mempercepat proses menjadi hanya 15 menit tanpa mengurangi akurasi atau keselamatan pasien, demikian dilansir Daily Mail.

Perusahaan mengklaim robotnya dapat mengebor dengan akurasi 100 mikron - kira-kira selebar rambut manusia. Perscpective juga membanggakan bahwa teknologi pemindaiannya akan memungkinkan dokter gigi untuk membuat diagnosis masalah gigi lebih awal dan lebih akurat.

Dengan membuat model 3D dari seluruh mulut, baik dokter gigi maupun pasien akan dapat melihat dengan jelas di mana kerusakan terjadi.

Perspective telah menerima pendanaan USD30 juta (Rp477 miliar) sejauh ini untuk mengembangkan teknologinya, dengan investor termasuk ayah Mark Zuckerberg, dokter gigi Dr Edward Zuckerberg.

Namun juga memunculkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi risiko ketika teknologi AI digunakan dalam prosedur medis tanpa pengawasan manusia. Meskipun algoritma AI telah dirancang dengan teliti dan telah melalui berbagai pengujian, masih ada potensi kesalahan yang tidak dapat diabaikan.

Diharapkan akan ada lebih banyak uji coba dan pengembangan untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diterapkan dengan aman di seluruh dunia, membawa manfaat maksimal bagi pasien tanpa mengorbankan keselamatan mereka.


(Dian Kusumo Hapsari)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement