2 Dampak Resesi Global Pada Cicilan KPR, Nasabah Harus Atur Keuangan
Resesi global yang diprediksikan lembaga dunia berpotensi bakal berdampak pula pada Indonesia, termasuk juga KPR dan pinjaman kredit lainnya.
IDXChannel—Apa yang dimaksud resesi dan mengapa dampaknya buruk pada cicilan KPR para nasabah? Secara sederhana, resesi adalah kondisi perekonomian yang buruk sehingga berdampak pada banyak hal.
Dilansir dari Sikapiuangmu.ojk.go.id, resesi adalah suatu kondisi ketika negara mengalami penurunan ekonomi yang buruk, ditandai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, tingkat pengangguran naik, dan pertumbuhan ekonomi riil yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Perekonomian yang anjlok, cepat atau lambat akan berdampak pada banyak unsur kehidupan masyarakat. Contoh yang paling sederhana dan dapat dilihat, adalah kemampuan masyarakat untuk membeli sesuatu (daya beli) yang menurun.
Belum lama ini, International Monetary Fund (IMF) memprediksikan perekonomian dunia tahun ini hanya akan tumbuh 3,2%, dan diproyeksikan bakal melambat sampai 2,9% pada 2023.
Selain itu, World Trade Organization (WTO) juga memprediksikan hal serupa, bahwa perdagangan dunia 2023 bakal melambat. Ekspor-impor diperkirakan hanya meningkat 1%, padahal sebelumnya sempat diperkirakan dapat meningkat hingga 3,4%.
Dari prediksi resesi global yang telah dibuat lembaga-lembaga dunia, satu hal yang pasti, adalah negara terkembang tak bakal luput dari dampaknya, termasuk Indonesia. Namun demikian, imbas yang dirasakan Indonesia diperkirakan tak bakal sangat parah.
Selasa silam (4/10), Deputy Director INDEF Eko Listiyanto menjelaskan bahwa dampak yang bakal dirasakan Indonesia adalah penurunan permintaan dan harga komoditas yang menurun, sehingga bakal berdampak pula pada penurunan penerimaan negara.
Lantas, apa imbas resesi terhadap KPR?
Dampak Resesi Global Pada Cicilan KPR: Suku Bunga Naik
Dampak pertama yang bakal terjadi adalah kenaikan suku bunga bank. Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, maka perbankan akan mengikutinya segera. Kenaikan suku bunga bank sentral dipengaruhi oleh keputusan The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga.
Contohnya bulan lalu, The Fed menaikkan Federal Funds Rate nyaris 75 basis poin, dan akhirnya mempengaruhi Bank Indonesia yang pada akhirnya menaikkan suku bunga jadi 4,25%.
Jika Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan, artinya perbankan juga akan menaikkan suku bunga. Nasabah yang memiliki cicilan kredit rumah dengan skema floating bakal sangat merasakan dampaknya.
Dampak Resesi Global pada Cicilan KPR: Gagal Bayar Cicilan
Seperti yang dijelaskan pada paragraf di atas, resesi global mendorong perbankan di dunia untuk menaikkan suku bunga kredit, yang pada akhirnya berpotensi mengganggu kesehatan kredit perbankan.
Selain berdampak pada perbankan, resesi punya dampak yang saling berkaitan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari penurunan atau perubahan produksi dan operasional usaha yang berpotensi membuat perusahaan merumahkan karyawan, sampai pada penurunan daya beli masyarakat.
Individu yang dulunya mampu mengalokasikan sekian juta untuk membayar cicilan KPR dan kartu kredit, kini tak mampu lagi membayar tagihan kredit karena sumber penghasilannya hilang, atau karena gajinya berkurang drastis.
Sehingga, gagal bayar cicilan KPR mungkin bakal terjadi sebagai dampak resesi, dan akhirnya perbankan pun lagi-lagi merasakan dampak negatif karena kualitas kredit yang sudah pasti menurun.
Agar terhindar dari cekikan kredit, masyarakat bisa mengakalinya dengan mengubah spending habit atau pola pengeluaran uangnya sejak dini.
Demikianlah ulasan singkat tentang resesi dan potensi dampaknya pada cicilan KPR masyarakat. Resesi juga bisa berdampak pada penurunan penyaluran kredit, namun dampak itu dirasakan oleh perbankan. (NKK)