Akselerasi Pemulihan Ekonomi, BI Pastikan Likuiditas Perbankan Tetap Longgar
Bank Indonesia (BI) memastikan akan selalu menjaga likuiditas perbankan tetap longgar.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memastikan akan selalu menjaga likuiditas perbankan tetap longgar. Ini dilakukan untuk mendorong peningkatan kredit guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
"Likuiditas tetap akan longgar, jadi kita selalu menjaga likuiditas selalu terjaga, cukup untuk ekonomi," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking di Raja Ampat, Papua Barat akhir pekan lalu.
Sejalan dengan kebijakan likuiditas tersebut, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada September 2023 tetap terjaga tinggi, yaitu 25,83%.
Sementara itu, uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) pada September 2023 tetap memadai, masing-masing tumbuh sebesar 4,1% (year on year/yoy) dan 6% (yoy). Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh kredit yang tetap kuat dan operasi keuangan pemerintah yang mencatat ekspansi.
Searah dengan perkembangan di uang primer, operasi keuangan pemerintah mencatat ekspansi Rp35,56 triliun setelah sebelumnya kontraksi sebesar Rp305,03 triliun hingga Agustus 2023.
Adapun kecukupan likuiditas dilakukan melalui efektivitas kebijakan yang ada. Selain itu, dengan melakukan pelonggaran kebijakan morkroprudensial lanjutan.
Longgarnya likuiditas mendukung intermediasi perbankan dan tetap terjaganya stabilitas sistem keuangan.
Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap perkembangan suku bunga perbankan, di mana suku bunga deposito perbankan jangka waktu 1 bulan dan suku bunga kredit masing-masing terjaga pada 4,28% dan 9,36%.
"Artinya ketika kredit ini diharapkan akan tumbuh, otomatis akan naik, dia selalu ada likuditas perbankan yang menyuplai itu," imbuhnya.
Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) per 1 Oktober 2023, dengan besaran insentif maksimal 4%.
Pada awal implementasi per 5 Oktober 2023, KLM telah memberikan tambahan likuiditas pada 120 bank sebesar Rp28,79 triliun menjadi sebesar Rp136,94 triliun. Tambahan likuiditas tersebut diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus kebijakan.
Adapau kredit perbankan pada September 2023 tumbuh 8,96% (yoy), didukung oleh appetite bank yang masih longgar dan mulai meningkatnya permintaan pembiayaan sejalan dengan kinerja korporasi yang masih tumbuh baik. Pembiayaan syariah meningkat mencapai 14,69% (yoy) dan pertumbuhan kredit UMKM mencapai 8,34% (yoy).
Untuk memastikan kecukupan likuiditas, BI memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor prioritas, inklusif, dan ekonomi hijau.
(RNA)