BANKING

Asuransi Digital Diprediksi Semakin Meningkat Meski Ada Tantangan Infrastruktur

Anggie Ariesta 29/07/2024 11:37 WIB

Pemerintah mendorong industri asuransi untuk mengembangkan potensi digitalisasi sejalan dengan berkembangnya ekonomi digital saat ini.

Asuransi Digital Diprediksi Semakin Meningkat Meski Ada Tantangan Infrastruktur. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah mendorong industri asuransi untuk mengembangkan potensi digitalisasi sejalan dengan berkembangnya ekonomi digital saat ini.

Meski begitu, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan pengembangan digitalisasi di asuransi akan dihadapkan sejumlah tantangan termasuk dalam hal infrastruktur penunjang.Peneliti INDEF Nur Komaria mengatakan sektor asuransi digital memang cukup menarik setelah adanya percepatan transformasi digital pasca Covid-19. Itu karena masyarakat semakin sadar akan kesehatan, pentingnya asuransi, dan bagaimana kemudahan dari asuransi digital ini.

"Baik prosesnya online tanpa harus tatap muka jauh-jauh, dan biasanya kita harus ada tandatangan per lembar secara proses yang ini bisa dilakukan secara online, dan juga kelebihan-kelebihan seperti integrasi teknologi cukup dengan platform dan sangat memudahkan," jelas Nur dalam Market Review IDX, Senin (29/7/2024).

Menurut Nur, asuransi digital di global maupun Indonesia makin meningkat. Namun, seperti halnya dengan tantangan ekonomi digital, asuransi ini juga salah satunya mengaitkan dengan kepercayaan, dan masih ada dikeluhkan infrastruktur yang tidak memadai antar pulau.

"Nah untuk tantangan lainnya dari segi infrastruktur mungkin di bidang dari kekuatan sinyal, dengan ini industri asuransi digital tetap akan berkembang dengan tantangan-tantangan demikian," kata Nur.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menambahkan, dalam proses digitalisasi di anggota AAUI baru 10 persen masuk ke digital.

"Memang ini salah satu tantangan bagi kami di industri asuransi umum khususnya karena memang nature dari bisnis kami ada yang korporasi, ada yang medium, ada yang masuk SMEs, ada yang mikro," ujar Budi.

Adapun AAUI saat ini mendorong dan menjembatani anggotanya untuk membuat platform yang bisa menjadi mass product yang ujungnya akan lebih murah.

Kedua, lanjut Budi, ada kekhawatiran mengenai ancaman siber seperti di perbankan yang saat ini kerap terjadi. Menurut dia, AAUI sedang berpikir ke arah sana jika 60 persen anggota menuju digitalisasi, maka pihaknya sedang melakukan ke negara seperti China, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan.

"Industri asuransi umum saat ini tertinggal di negara ASEAN mungkin nomer 2 dari bawah, tapi ini challange bagi semua, OJK sebagai regulator kami juga men-challange kita karena literasi masih di bawah 3 persen, inklusi juga masih di bawah 4 persen, jadi masih banyak peluang," tutur Budi.

Peluang itu, lanjutt Budi, tetap ada karena masyarakat saat ini 70 persen merupakan pengguna gadget yang tidak terelakkan. Budi memperkirakan 4-5 tahun ke depan dengan adanya dorongan regulator dan pemerintah, akan terjadi pergeseran dalam industri asuransi.

(Febrina Ratna)

SHARE