Bank Jatim (BJTM) Berencana Terbitkan Obligasi Rp5 Triliun untuk Atasi Likuiditas
Bank Jatim (BJTM) berencana menerbitkan surat utang alias obligasi senilai Rp5 triliun pada 2025.
IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim (BJTM) berencana menerbitkan surat utang alias obligasi senilai Rp5 triliun pada 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi likuiditas di industri perbankan yang mengetat.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengungkapkan, perseroan tengah menjajaki obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) untuk memperkuat struktur modal dan meningkatkan likuiditas.
Hingga akhir 2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) BJTM mencapai 82 persen. Dia mengakui posisi LDR tersebut masih cukup memberikan ruang bagi Bank Jatim untuk menggenjot penyaluran kredit.
"Tapi kami tidak berhenti sampai di sini, dan kami juga akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan lain agar kami memiliki struktur funding (pendanaan) yang lebih stabil, terus jangka panjang, dan tentu dengan efisiensi. Salah satu opsi itu adalah kemungkinan kita akan menerbitkan obligasi," kata Busrul Iman dikutip Jumat (21/3/2025).
Direktur Keuangan Bank Jatim, Edi Masrianto menambahkan, tujuan lain dari rencana penerbitan obligasi tersebut bukan pada nilai emisi yang akan diterbitkan, melainkan untuk mengetahui persepsi investor terhadap bank Jatim.
"Kita karena sudah menjadi perusahaan terbuka, kami sendiri ingin melihat persepsi orang terhadap Bank Jatim apakah memang berisiko yang nantinya tercermin dari harga jual (obligasi) kita atau memang masih dipandang lebih baik," ujarnya.
Dia mengungkapkan, Bank Jatim pernah menerbitkan obligasi pada 2008, sehingga sudah lama tak melakukan hal itu lagi. Saat ini, perseroan tengah memproses obligasi PUB yang ditargetkan bisa diterbitkan pada kuartal III-2025 dengan komposisi Rp2-Rp3 triliun untuk 2025 dan sisanya 2026.
"Penerbitannya diperkirakan Agustus-September dan itu saya perkirakan banyak investasi yang maturity (jatuh tempo) di bulan-bulan itu, Agustus-September-Oktober dan prediksi kita (suku bunga) Fed juga akan turun di kuartal III-IV di ujung. Kalau itu yang terjadi, maka harga yang kita harapkan mudah-mudahan sesuai dengan harapan," kata Edi.
Per 31 Desember 2024, BJTM mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp90 triliun, tumbuh 15,11 persen secara tahunan. Rinciannya, Current Account Saving Account (CASA) Rp56 triliun atau 62 persen dan Rp34 triliun berupa deposito berjangka.
Sementara itu, penyaluran kredit mencapai Rp75,4 triliun pada 2024, melesat 38 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp54,7 triliun. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan atau NPL) gross naik menjadi 3,09 persen dari 2023 yang sebesar 2,49 persen.
(Rahmat Fiansyah)