Bank Permata (BNLI) Raih Laba Rp1,6 Triliun di Semester I-2025
PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun pada semester I-2025.
IDXChannel - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun pada semester I-2025.
Direktur Utama BNLI, Meliza M Rusli menyebut, capaian ini berkat hasil penerapan strategi bisnis yang berkesinambungan dan konsisten, serta didukung sinergi dengan Bangkok Bank, sebagai controlling shareholder.
“Kami mengapresiasi kinerja yang solid di semester pertama tahun ini, yang mencerminkan kepercayaan nasabah kepada kami, kedisiplinan dalam menjalankan strategi, serta komitmen kuat kami dalam menjaga kualitas aset secara berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (23/7/2025).
Meliza menjelaskan, perseroan konsisten menjalankan bisnis secara prudent khususnya dalam penyaluran kredit di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi domestik dan global.
Dalam hal ini, Loan-to-Deposit Ratio (LDR) tercatat optimal di level 85,6 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi semester I-2024 yang berada di level 78,2 persen.
Sementara itu, total aset BNLI hingga Juni 2025 tercatat Rp264,2 triliun atau naik 2,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Simpanan nasabah terjaga baik sebesar Rp189,3 triliun, yang didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 9,9 persen. Rasio CASA meningkat dari level 56,3 persen di Juni 2024 menjadi 62,7 persen di Juni 2025.
Pada akhir Juni 2025, perseroan berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) lebih efisien menjadi 48,5 persen dibandingkan pada akhir Juni 2024 sebesar 49,6 persen.
Lebih lanjut, penyaluran kredit tumbuh 7,4 persen menjadi Rp162,6 triliun pada semester I-2025 dibandingkan periode yang saham tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit di segmen korporasi dan komersial masing-masing sebesar 9,3 persen dan 12,2 persen menjadi Rp97,1 triliun dan Rp20,7 triliun, diikuti pertumbuhan segmen konsumen sebesar 1,7 persen menjadi Rp44,1 triliun.
“Kualitas kredit yang terjaga semakin baik tercermin dari rasio NPL Gross dan Loan at Risk (LAR) yang tercatat lebih sehat, masing-masing pada level 2,1 persen dan 7 persen, dibandingkan dengan 2,4 persen dan 7,8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Meliza.
Dengan membukukan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, BNLI membentuk NPL Coverage dan LAR Coverage Ratio yang memadai, masing-masing di level 346 persen dan 101 persen.
(DESI ANGRIANI)