BANKING

Bank Sentral China Suntik Dana Rp2.100 Triliun ke Sistem Keuangan

Wahyu Dwi Anggoro 15/01/2025 15:07 WIB

Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan 958,4 miliar yuan atau sekitar Rp2.100 triliun ke dalam sistem keuangan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Bank Sentral China Suntik Dana Rp2.100 Triliun ke Sistem Keuangan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan 958,4 miliar yuan atau sekitar Rp2.100 triliun ke dalam sistem keuangan Negeri Tirai Bambu tersebut pada Rabu (15/1/2025).

Dilansir dari Bloomberg, langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di tengah lonjakan permintaan uang tunai sebelum liburan liburan Tahun Baru Imlek

Bank Sentral China menyuntikkan dana tersebut melalui perjanjian seven-day reverse repurchase dalam operasi pasar terbuka harian. Suntikan dana ini merupakan yang terbesar kedua sejak 2004.

"Operasi ini ditujukan untuk mengantisipasi dampak berakhirnya medium term lending, puncak musim pajak, dan lonjakan permintaan uang tunai sebelum liburan Tahun Baru Imlek, serta menjaga likuiditas sistem perbankan tetap memadai," kata PBOC dalam pernyataannya.

PBOC baru-baru ini menggeser alat kebijakan utamanya dari suku bunga medium term lending facility (MLF) ke suku bunga sevem-day reverse repo.

Dukungan likuiditas ini melegakan bank-bank China. Awal pekan ini, kekurangan uang tunai mendorong suku bunga seven-day repo ke level tertinggi dalam lebih dari setahun. 

Melemahnya yuan menimbulkan kekhawatiran bahwa PBOC mungkin kesulitan menyediakan dukungan likuiditas yang cukup bagi sistem keuangan. Bank sentral baru-baru ini menangguhkan pembelian obligasi pemerintah untuk mendinginkan hiruk pikuk pasar obligasi.

Suku bunga seven-day repo, patokan biaya pinjaman antarbank, turun sebanyak 70 basis poin setelah operasi PBOC ini, sebelum memangkas penurunan tersebut menjadi sekitar 2,2 persen. Suku bunga seven-day repo ditutup di 2,3 persen sehari sebelumnya, tertinggi sejak Oktober 2023. 

Permintaan untuk uang tunai diperkirakan akan meningkat lebih jauh menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada 28 Januari. Warga China biasanya menarik lebih banyak uang tunai dari bank untuk mempersiapkan pengeluaran dan pemberian hadiah tradisional. (Wahyu Dwi Anggoro)

SHARE