Begini Analisis Laba Asuransi Tugu Pratama (TUGU) yang Merosot hingga 41,7 Persen
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) mengalami penurunan sebesar 41,7 persen menjadi Rp357,53 miliar pada semester I-2025.
IDXChannel – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) mengalami penurunan sebesar 41,7 persen menjadi Rp357,53 miliar pada semester I-2025.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal salah satunya dari sisi topline yaitu hasil jasa asuransi yang mengalami penurunan cukup signifikan sesuai dengan ketentuan Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117.
Dalam riset yang disampaikan Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim Selasa (12/8/2025), interpretasi laporan keuangan perusahaan asuransi pada 2025 tidak dapat dilakukan seperti membaca laporan keuangan pada umumnya, mengingat adanya transisi dari PSAK 104 Kontrak Asuransi (sebelumnya PSAK 62) ke PSAK 117 Kontrak Asuransi.
Menurutnya, kinerja TUGU pada Semester I-2025 relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Semester I-2024 dengan PSAK 104), meskipun secara nominal terdapat penurunan laba.
"Kalau kita buka laporan keuangannya, emiten anak BUMN Pertamina ini menyajikan kembali atau restated semester I-2024 dengan angka yang jauh lebih besar dibandingkan laporan keuangan semester I-2024 yang dipublikasikan tahun sebelumnya. Hal ini yang membuat laba TUGU semester I-2025 terlihat seakan anjlok," ujarnya dalam riset.
Dia merinci bahwa pada tahun lalu, TUGU mempublikasikan laba bersih Rp438,77 miliar pada semester I-2024 menggunakan PSAK 104. Adapun pada semester I-2025, laba bersih yang dilaporkan adalah Rp357,53 miliar, atau ada penurunan sekitar 18 persen.
Menurut dia, investor juga harus mencermati mengenai selisih laba semester I-2024 yang disajikan kembali dengan PSAK 117 dengan laba semester I-2024 dengan PSAK 104 yang dipublikasikan tahun lalu. Selisih dari laba tersebut masuk ke dalam ekuitas yang membuat nilai buku atau book value TUGU menjadi naik secara tiba-tiba.
"Selisih total ekuitasnya sebesar Rp557 miliar, yang banyak disumbang oleh saldo laba yang belum dicadangkan. Secara sederhana valuasi TUGU berdasarkan book value justru jadi meningkat," ujarnya.
Kharel tidak menampik ada penurunan pada hasil underwriting TUGU yang banyak dipengaruhi perlambatan makro ekonomi. Namun, penurunan ini relatif tergantikan dengan kinerja investasi yang meningkat signifikan bila dikomparasi dengan semester I-2024 PSAK 104 maupun yang restated dengan PSAK 117. Hasil investasi pada semester I-2025, naik 22,94 persen secara year on year di tengah kondisi market yang fluktuatif sejak awal tahun.
Menurut dia, apabila kinerja TUGU pada semester II-2025 relatif sama dengan semester I, maka laba tahun ini akan relatif flat dengan laba tahun lalu. Dengan demikian, dividen yang dibayarkan bisa relatif sama seperti tahun sebelumnya.
"Namun ada catatannya, jika dividen payout ratio tentunya sama seperti tahun lalu yang sebesar 40 persen dari total laba bersih," ujarnya.
(kunthi fahmar sandy)