BANKING

Begini Desain Konseptual Rupiah Digital yang Bikin Transaksi Serba Instan

Michelle Natalia 05/12/2022 12:59 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan persiapan pertama sudah diluncurkan Proyek Garuda sebagai white paper conceptual design Digital Rupiah. 

Begini Desain Konseptual Rupiah Digital yang Bikin Transaksi Serba Instan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) sudah memiliki sejumlah persiapan dalam menghadirkan Rupiah Digital di Indonesia. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan persiapan pertama sudah diluncurkan Proyek Garuda sebagai white paper conceptual design Digital Rupiah. 

Di dalam Proyek Garuda, jelas Perry, dijelaskan dasar pemikiran, desain Digital Rupiah, hingga peta jalan, dan sinergi. Kemudian, ada tiga prasyarat dalam pengembangan Digital Rupiah tersebut. Desain konseptual sebagai prasyarat pertama.

"Kedua, adalah prasyarat interkonektivitas infrastrukturnya. Ketiga, adalah pilihan platform teknologinya, tidak hanya kompatibel di Indonesia tapi juga di luar negeri," ujar Perry dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA: Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital secara virtual di Jakarta, Senin (5/12/2022). 

Dalam desain central bank digital currency (CBDC) di berbagai belahan dunia, ada yang berperan sebagai wholesaler, distribusional, hingga retailer. BI akan memulai terlebih dahulu dengan wholesaler CBDC Digital Rupiah. 

"Para pemain besar, baik perbankan maupun non bank yang giat dalam pelayanan jasa sistem pembayaran akan kita pilih, siapa yang layak menjadi distributor digital rupiah. Jadi BI akan membangun khazanah digital rupiah. Isinya adalah platform teknologi, kita tidak akan bilang di mana dan seberapa besar, itu rahasia, isinya coding-coding digital rupiah," papar Perry. 

Khazanah ini, sebut Perry, yang kemudian akan disambungkan dengan pemain-pemain besar bank maupun non bank yang disebut wholesaler dan distributor. 

Dari khazanah digital rupiah dengan masing-masing distributor dan wholesaler ini, akan disambungkan dengan blockchain atau distributed ledger technology (DLT).

"Jadi kalau nanti bank A dan bank B mau mindahin dari rekening biasa ke rekening digital, instan, dalam hitungan detik. Bahkan antar wholesaler juga bisa bertransaksi secara digital," imbuh dia.

Kemudian, wholesaler sesuai kesiapannya akan diberikan mandat sebagai retailer. Hanya saja, BI bisa langsung ke retailer jika para pelaku wholesaler tidak mampu melayani, seperti sekarang BI tetap melayani masyarakat di wilayah 3T atau remote areas. 

"Kalau di sana pelaku distributornya tidak mampu, BI bisa langsung menjalankan fungsi retail di sana. Kalau ada segmen-segmen masyarakat yang belum bisa dipenuhi oleh mereka, BI bisa langsung menjadi retailer," pungkas Perry. (NIA)

SHARE