BANKING

Berkah Ramadan Juli, Kantongi Jutaan Rupiah dalam Hitungan Jam dari Bisnis Risol

taufan sukma 01/04/2024 14:36 WIB

meski hanya berjualan dalam durasi enam jam saja, omzet yang mampu diraup Juli terbilang cukup menggiurkan.

Berkah Ramadan Juli, Kantongi Jutaan Rupiah dalam Hitungan Jam dari Bisnis Risol (foto: MNC media)

IDXChannel - "If you are born poor, its not your mistake. but if you die poor, its your mistake (Jika kamu terlahir miskin, itu bukan kesalahanmu. Tapi jika kamu mati dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu)."

Kalimat tersebut disampaikan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, untuk menegaskan bahwa setiap orang bertanggung jawab penuh atas kehidupannya saat ini, tanpa bisa berlindung pada nasib di masa lalu.

Semangat senada juga nampak terlihat dari perbincangan bersama Ahmad Juliansyah, pelaku Usaha Mikro, Mecil dan Menengah (UMKM) kelahiran Sukabumi yang kini tengah merantau ke Jakarta, demi mengejar penghidupan yang lebih baik.

"Ya siapa lagi yang bisa perbaiki nasib kita, kalau bukan kita sendiri? Kalau cuma pasrah dengan keadaan, ya hidup nggak akan maju-maju. Bakal gini-gini aja," ujar Juliansyah, saat ditemui di tengah kesibukannya berjualan risol, di depan Masjid Al-Karomah, Cipete, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Sejak Februari 2024 lalu, pria yang akrab disapa Juli ini memang memilih berjualan risol di depan Masjid Al-Karomah, setelah sebelumnya bekerja sebagai karyawan pabrik di Cikarang.

Enam Jam

Dengan menggunakan gerobak, setiap hari Juli berjualan dari jam enam pagi hingga pukul 12 siang, atau tepatnya saat adzan dhuhur berkumandang. Hal tersebut lantaran sistem sewa lapak berjualan di kawasan itu diatur dalam dua shift, yaitu pagi dan sore hari.

"Jadi pas denger adzan, kita sudah harus berbenah karena pedagang yang sore mau siap-siap. Jam satu (siang) mereka buka sampai jam tujuh malam. Satu jam untuk beres-beres, jadi jam delapan harus sudah rapi," tutur Juli.

Namun demikian, meski hanya berjualan dalam durasi enam jam saja, omzet yang mampu diraup Juli terbilang cukup menggiurkan. Dalam periode berjualan yang cukup singkat tersebut, Juli mengaku secara rata-rata bisa menjual sedikitnya 250 hingga 300 risol.

Dengan harga jual sebesar RP4.000 per biji, maka dalam Juli bisa mengantongi omzet Rp1 juta sampai Rp1,2 juta dalam sehari.

"Apalagi pas masuk Ramadan, (penjualan) makin rame Mas. Minimal 400 (risol) mah pasti laku. Kadang kita bawa 500 sampai 600 risol malah suka udah habis bahkan sebelum buka," ungkap Juli.

Di saat Ramadan, Juli menjelaskan, jam berjualannya jadi berubah, dengan dimulai dari jam tiga sore hingga usai Sholat Tarawih, sekitar pukul delapan malam.

QRIS BRI

Guna mempermudah transaksi, Juli mengaku sejak Maret 2024 lalu telah melayani fasilitas pembayaran non tunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (QRIS).

"Tim salesnya yang datang ke kita, nawarin untuk pakai QRIS BRI. Kita sih senang, karena mengurusnya jadi gak perlu ke bank. Begitu QR-nya jadi, langsung dikirim ke sini. Lebih praktis. Teman-teman pedagang di sini juga banyak yang pakai," papar Juli.

Tak hanya kemudahan dalam pengurusan, Juli juga mengaku sangat terbantu dengan adanya pembayaran via QRIS BRI. Salah satunya untuk mempercepat proses transaksi, karena pembeli tidak perlu menunggu kembalian dari Juli. Tinggal pindai QR codenya, pembayaran pun selesai, dan pembeli sudah bisa langsung pergi.

Dengan transaksi yang makin simpel tersebut, tak heran bila mayoritas pembeli Juli lebih memilih untuk bertransaksi menggunakan QRIS BRI ketimbang membayar secara tunai. Juli memperkirakan bahwa dari total transaksi yang terjadi, sekitar 80 persen hingga 90 persen di antaranya dilakukan menggunakan QRIS BRI.

Di lain pihak, dari sisi Juli sebagai penjual sendiri, keberadaan QRIS membuatnya tak perlu repot-repot lagi menyediakan stok uang receh untuk kembalian. Selain itu, Juli juga mengaku sangat terbantu karena dengan adanya QRIS, kini dia tidak perlu lagi melakukan setor tunai ke bank untuk mengirim uang ke kerabat di kampung.

"Jadi kayak kita dibantuin sekalian nabung gitu. Ntar-ntarnya nggak perlu setor duit lagi ke bank. Selain itu juga lebih aman, karena kalau pegang uang cash terlalu banyak kan risiko juga," urai Juli.

Mumpung Muda

Dengan bisnis yang mulai berjalan lancar ini, Juli pun berangan-angan ke depan volume penjualannya bisa semakin meningkat, dan bahkan bisa membuka kios sendiri.

Dengan begitu, maka proses memasak dan persiapan bisa dilakukan dengan lebih mudah dan aman. Selain itu, Juli juga tidak perlu repot mendorong gerobak setiap harinya, seperti yang selama ini dilakukannya.

Segala peralatan untuk berjualan dapat lebih aman disimpan dalam kios, tidak lagi harus dibawa-bawa hilir mudik setiap harinya dari kontrakan ke lokasi berjualan.

"Ya Insya Allah kalau rejeki setahun ke depan sudah bisa sewa kios sendiri lah. Jangan di pinggir jalan terus. Mumpung masih muda, cita-cita apa pun harus diperjuangkan, biar bisa sukses di kemudian hari," tegas Juli.

Data Bank Indonesia

Banyaknya penjualan dengan menggunakan QRIS seperti dikisahkan Juli seolah mengonfirmasi data yang sebelumnya telah dirilis oleh Bank Indonesia (BI), di mana semakin banyak masyarakat yang terbukti telah merasakan manfaat dari keberadaan QRIS.

BI mencatat adanya pertumbuhan nilai transaksi menggunakan QRIS hingga lebih dari 149 persen secara tahunan (year on year/YoY), dengan nilai mencapai Rp31,65 triliun.

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, jumlah pengguna QRIS secara nasional saat ini telah menembus 46,37 juta, dengan jumlah merchant mencapai 30,88 juta, yang sebagian besar didominasi oleh pelaku UMKM.

"Sementara, nilai pertumbuhan pembayaran menggunakan ATM, Debet dan Kredit mencapai Rp692,32 triliun, atau tumbuh sebesar 2,58 persen (yoy)," ujar Perry, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk Periode Februari 2024, pada Rabu (21/2/2024).

Sedangkan untuk nilai transaksi digital banking secara keseluruhan, menurut Perry, tercatat mencapai Rp5.335,33 triliun, atau tumbuh 17,19 persen (yoy).

Di lain pihak, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 39,28 persen (yoy), hingga mencapai Rp83,37 triliun.

Perry juga menegaskan bahwa keberadaan QRIS turut menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan transaksi ekonomi dan keuangan digital secara nasional.

"Sejauh ini kita melihat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Hal ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Termasuk di antaranya melalui QRIS," tegas Perry. (TSA)

SHARE