BI Dinilai Tak akan 'Latah' Meski The Fed Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga
Sinyal Federal Reserve yang kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dinilai tidak akan memberikan pengaruh terhadap Bank Indonesia BI7DRRR.
IDXChannel - Sinyal Federal Reserve yang kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dinilai tidak akan memberikan pengaruh terhadap Bank Indonesia (BI) 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Bank sentral diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 5,75%.
"Meskipun The Fed mempertahankan hawkish stance dan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan terhadap US dolar beberapa hari belakangan, kami memperkirakan BI masih akan tetap mempertahankan BI7DRRR pada level yang sama di bulan ini," ujar Head of Treasury for Indonesia MUFG Bank, Ltd. Jakarta Branch, Myreshka kepada IDXChannel, Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Secara umum, menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia tetap dalam kondisi yang baik. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkiraan dan tingkat inflasi yang tetap terjaga.
Lebih lanjut, dia menerangkan, pelemahan nilai tukar Rupiah akibat menguatnya dolar AS terhadap seluruh mata uang di dunia yang terjadi akhir-akhir ini, masih berada dalam batas wajar.
"Bahkan relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya," jelas dia.
Namun, Myreshka mengungkapkan, bukan tidak mungkin BI akan kembali melakukan penyesuaian terhadap BI7DRRR jika dibutuhkan. Terutama, jika The Fed terus mempertahankan hawkish stance.
"Sehingga membuat nilai tukar Rupiah terus mengalami penurunan secara berlebihan di luar nilai fundamental yang dimiliki," pungkasnya.
Sebagai informasi, Ketua Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat, Jerome Powell, pada Selasa (7/3/2023) mengatakan, ekonomi AS melaju lebih cepat dari yang diperkirakan.
Hal tersebut dapat mendorong pembuat kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga pada laju lebih cepat dari yang direncanakan untuk mengekang belanja dan pinjaman.
Kenaikan suka bunga itu diharapkan bisa mengekang kenaikan harga konsumen yang berkelanjutan. Pembuat kebijakan di bank sentral telah mengisyaratkan niat mereka untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada pertemuan mendatang dan untuk kurun waktu beberapa bulan.
(YNA)