IDXChannel - Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di 5,75 persen. Menurut Direktur Eksekutif Celios (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira, kebijakan tersebut sudah cukup tepat dan tidak terlalu agresif.
"Karena faktornya satu, Bank Indonesia mungkin melihat bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia masih cukup positif sehingga kalau ditambah kenaikan suku bunga khawatir akan terjadi kontraksi atau terjadi pelambatan pertumbuhan," kata Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (18/2/2023).
Sehingga, ia menilai kebijakan untuk menahan ini tujuannya untuk menstimulus ekonomi, meningkatkan kepercayaan masyarakat, pelaku usaha untuk melakukan ekspansi tahun ini dan memanfaatkan momentum ekonomi.
Kemudian faktor kedua, menurut Bhima, meskipun Fed masih menaikkan suku bunga namun jika melihat inflasi di Amerika Serikat yang sudah tidak terlalu tinggi atau ada perbaikan pengendalian inflasi di Amerika Serikat sehingga mungkin tidak terlalu dibutuhkan juga untuk meniru suku bunga di Amerika Serikat.
"Jadi BI tidak harus latah atau ikut-ikutan dengan Fed," imbuhnya.
Adapun faktor pendorong yang ketiga, Bank Indonesia mungkin melihat bahwa ada opsi lain untuk menjaga stabilitas nilai tukar salah satunya dengan mendorong devisa hasil ekspor yang ditahan atau wajib ditahan di dalam negeri.