BANKING

BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga saat The Fed Beri Sinyal Dovish

Maulina Ulfa 16/07/2024 17:25 WIB

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (17/7/2024).

BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga saat The Fed Beri Sinyal Dovish

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (17/7/2024).

Ekonom memproyeksi, BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada kuartal berikutnya, lebih awal dari perkiraan sebelumnya berdasarkan jajak pendapat Reuters.

Proyeksi terbaru ini menyusul kemungkinan dimulainya pelonggaran kebijakan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada September.

Meskipun inflasi tetap berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5 persen-3,5 persen sejak Juli 2023, nilai tukar rupiah yang lemah yang turun sekitar 4,5 persen di 2024, telah menekan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama.

Sebanyak 35 ekonom dalam jajak pendapat pada 8-12 Juli memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan di 6,25 persen pada akhir pertemuan dua hari pada 17 Juli.

“Kami memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga pada Juli. Meskipun jalur disinflasi kondusif bagi kebijakan, mandat eksplisit Bank Indonesia untuk stabilitas nilai tukar, dan bukan inflasi, telah menjadi pendorong pergerakan suku bunga pada tahun lalu,” tulis Radhika Rao, ekonom senior di DBS Bank.

Radhika menambahkan, pada tinjauan terakhir, Gubernur BI Perry mengakui, risiko-risiko ini telah mengganggu mata uang namun tetap mempertahankan pandangannya bahwa nilai tukar rupiah akan kembali ke di bawah Rp16.000 per USD yang kemudian akan membuka jalan bagi penurunan suku bunga.

Gubernur BI Perry Warjiyo pekan lalu mengatakan, mungkin ada ruang untuk penurunan suku bunga pada kuartal berikutnya karena nilai tukar rupiah diperkirakan akan menjadi lebih stabil. Namun untuk saat ini, fokusnya akan tetap pada upaya menjaga stabilitas mata uang.

Perkiraan median tidak menunjukkan perubahan terhadap suku bunga pada kuartal ini namun memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen pada kuartal keempat.

Dalam survei Juni, pandangan konsensus pasar memperkirakan pemotongan awal suku bunga akan terjadi pada kuartal pertama 2025.

Di antara para ekonom yang memberikan perkiraan untuk akhir 2024, tidak ada konsensus yang jelas mengenai kemana kebijakan suku bunga akan diarahkan.

Sementara 18 ekonom memperkirakan tingkat suku bunga akan menjadi 6,00 persen atau lebih rendah, 13 ekonom lainnya memperkirakan akan tetap pada tingkat saat ini, dan satu ekonom lainnya memperkirakan kenaikan sebesar 25 basis poin menjadi 6,50 persen.

“Dengan ketidakpastian global yang masih meningkat dan kenaikan USD/IDR, BI akan mempertahankan sikap hati-hati dan terus memprioritaskan stabilitas mata uang,” kata Sanjay Mathur, kepala ekonom Asia Tenggara dan India di ANZ.

Ia menambahkan tetap berpandangan bahwa The Fed masih menjadi prasyarat bagi BI untuk mempertimbangkan langkah serupa.

Inflasi diperkirakan rata-rata sebesar 2,9 persen dan 3,0 persen pada tahun ini dan tahun depan dengan perekonomian diproyeksikan tumbuh sekitar 5,0 persen pada kedua tahun tersebut.

Dalam pernyataan terbarunya, Jerome Powell mengatakan pada Senin (15/7) bahwa bank sentral tidak akan menunggu sampai inflasi mencapai 2 persen untuk memangkas suku bunga.

Berbicara di Economic Club of Washington D.C., Powell merujuk pada gagasan bahwa kebijakan bank sentral bekerja dengan “kelambatan yang panjang dan bervariasi” untuk menjelaskan mengapa The Fed tidak akan menunggu targetnya tercapai.

“Implikasinya, jika Anda menunggu hingga inflasi turun hingga 2 persen, Anda mungkin menunggu terlalu lama, karena pengetatan yang Anda lakukan, atau tingkat pengetatan yang Anda miliki, masih belum berjalan. Dampaknya, mungkin akan mendorong inflasi di bawah 2 persen,” kata Powell.

Sementara, rupiah pada penutupan sesi ini Selasa (16/7) melemah tipis 0,07 persen di level Rp 16.175 per USD dan sudah menguat 0,62 persen dalam sepekan. (ADF)

SHARE