BANKING

BI: Instrumen Baru Lebih Baik dari Sebelumnya untuk Akselerasi Pasar Uang

Jujuk Ernawati 12/11/2023 09:15 WIB

BI akan menerbitkan instrumen baru SVBI pada 21 November 2023.

BI: Instrumen Baru Lebih Baik dari Sebelumnya untuk Akselerasi Pasar Uang

IDXChannel - Bank Indonesia telah menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada 15 September 2023. Bank sentral akan kembali merilis Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) pada 21 November mendatang. 

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, sebelum ada SRBI, BI memiliki instrumen untuk mengelola likuditas di pasar uang. Instrumen paling dominan adalah Reverse Repo SBN (RR SBN).  

"Dengan hadirnya SRBI dengan tenor 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan, pada saat yang sama BI tidak lagi mengaktifkan instrumen Revers Repo SBN dengan tenor yang sama," kata dia dalam acara Editors Briefing di Sorong, Papua Barat, Sabtu (11/11/2023). 

Artinya, dia menambahkan, BI tidak menambah instrumen karena yang lama diistirahatkan. BI menilai RR SBN tidak cukup untuk mendukung percepatan pengembangan pasar uang dan tidak memiliki kapabilitas yang cukup untuk menarik inflow

"Sehingga dimunculkan SRBI, dengan keyakinan SRBI jauh lebih baik dari instrumen sebelumnya untuk akselerasi pasar uang dan attract inflow jangka pendek," ujarnya.

Sementara SVBI akan menggantikan TD Valas. Di awal, SVBI diterbitakan untuk tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan. 

"Begitu SVBI muncul, BI akan hentikan instrumen TD Valas dengan tenor yang sama," ucap dia. 

Karena itu, menurut Denny, perbankan tidak perlu khawatir memandang BI terlalu banyak menerbitkan instrumen baru. Pasalnya, instrumen baru tersebut untuk menggantikan instrumen sebelumnya. 

"Kami menyadari untuk satu tenor, ada satu saja (instrumen), yang lama kita istirahatkan," kata dia.

Untuk SVBI, bank sentral berharap bisa lebih mampu mengakselerasi pendalaman pasar uang valas dan menarik inflow. 

Dia menjelaskan TD valas tidak memiliki underlying sekuritas atau surat berharga. Sementara SVBI, selain menempatkan valas, juga akan mendapatkan sekuritas yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder dan pihak asing. 
 
Bahkan dengan SRBI dan SVBI jika perbankan mengalami mismatch likuiditas jangka pendek, akan memiliki kemampuan lebih besar untuk dapat tambahan likuiditas dengan transaksi repo antarbank karena sifatnya sangat likuid. 

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Erwindo Kolopaking menambahkan, instrumen tenor panjang yang kredibel adalah SBN yang diterbitkan pemerintah. Karena itu, BI menerbitkan instrumen jangka pendek. 

"Kita coba di tenor pendek, kita beri SRBI yang diharapkan likuid dan sejalan dengan tenor panjang pemerintah supaya likuid di pasar uang, kedalaman pasar," tuturnya. 

Dia mengaku, BI juga berkoodinasi dengan pemerintah supaya pricing-nya sejalan. Erwindo pun meyakini, ketika instrumen keuangan diterbitkan BI maka akan kredibel dan banyak  diminati karena selain tenornya pendek, tidak banyak risiko karena ekspektasinya hanya inflasi 1 tahun. 

"Sama SVBI tidak ada instrumen di pasar valas domestik yang bisa mudah sekali direpokan. Ketika butuh valas, kalau punya SVBI bisa digunakan di pasar sekunder dan akhirnya menambah suplai valas," tutur dia. 

(RNA)

SHARE