BI Perkuat Implementasi KLM Demi Tambah Likuiditas Perbankan Rp81 Triliun
Bank Indonesia (BI) memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial atau KLM untuk mendukung penyaluran kredit.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial atau KLM untuk mendukung penyaluran kredit.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa ke depan, penguatan KLM dilakukan dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun," ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI April 2024 secara virtual, Rabu (24/4/2024).
Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.
Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif tersebut dengan sinergi kebijakan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku dunia usaha agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Sebelumnya, BI menyampaikan bahwa kredit tumbuh tinggi sebesar 12,40% (yoy) didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi pada triwulan I 2024.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,83% (yoy), 12,30% (yoy), dan 10,22% (yoy).
Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 15,26% (yoy) pada triwulan I 2024, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 8,12% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan akan terus meningkat dan berada pada kisaran 10-12%.
(NIA)