BANKING

BI Sebut Rasio Permodalan Bank Kuat di Oktober 2022, CAR Capai 25 Persen

Kunthi Fahmar Sandy 23/12/2022 16:01 WIB

Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM pada November 2022 tercatat cukup tinggi sebesar 18,13% (yoy).

BI Sebut Rasio Permodalan Bank Kuat di Oktober 2022, CAR Capai 25 Persen (FOTO:MNC Media)

IDXChannel – Bank Indonesia terus mendorong peningkatan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 23,5% (yoy). Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM pada November 2022 tercatat cukup tinggi sebesar 18,13% (yoy).

"Dari sisi penawaran, perbaikan intermediasi perbankan didukung likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan yang tetap longgar," paparnya Kamis (22/12/2022).

Sementara dari sisi permintaan, kenaikan kredit/pembiayaan ditopang oleh permintaan korporasi dan konsumsi rumah tangga yang tetap baik.

Secara keseluruhan, perkembangan intermediasi perbankan yang positif ini turut mendukung pemulihan ekonomi. Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Oktober 2022 tetap tinggi sebesar 25,08%.

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada Oktober 2022 yang tercatat 2,72% (bruto) dan 0,78% (neto). 

"Likuiditas perbankan pada November 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,80% (yoy)," urai dia.

Pertumbuhan ini tetap berkembang baik 2022 tetap bias keatas dengan perkiraan ekonomi meskipun tetap melambat, disisi eksternal tetap kuat. Hasil simulasi Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko makro ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.

(Penulis Hafiz Habibi magang)

(SAN)

SHARE