BANKING

BI Terus Tahan Suku Bunga, Bagaimana Prospek Sektor Perbankan?

Anggie Ariesta 08/08/2023 14:18 WIB

Kini optimisme muncul mengingat untuk Bank Indonesia (BI) sendiri tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga. 

BI Terus Tahan Suku Bunga, Bagaimana Prospek Sektor Perbankan? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Banyak yang mempertanyakan prospek sektor perbankan di era suku bunga tinggi. Namun, kini optimisme muncul mengingat untuk Bank Indonesia (BI) sendiri tidak terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga. 

Seperti diketahui, sejak Februari 2023, BI7DRR stagnan di level 5,75 persen. 

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan hal ini menjadi kabar yang baik. 

"Sampai akhir tahun ini pun diperkirakan Bank Indonesia masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level acuan 5,75% sehingga ini ada harapan bahwa dari sektor perbankan tentunya, dan kenaikan cost of fund akan semakin terbatas," ungkap Josua dalam Power Breakfast IDX, Selasa (8/8/2023).

"Sehingga harapannya ada dari sisi profitabilitas. Sektor perbankan juga mungkin membaik dibandingkan tahun lalu," imbuhnya.

Menurut Josua, meskipun tahun lalu dari sisi pertumbuhan kredit cenderung melambat, namun dari kenaikan NIM cenderung meningkat. 

"Karena lihat dari sisi data sementara untuk kenaikan suku bunga kredit itu sedikit lebih tinggi dibanding kenaikan suku bunga deposito sehingga ini hanya merefleksikan dari sisi kita sudah membukukan kenaikan tren juga," jelas Josua.

Dari sisi pertumbuhan kredit sampai dengan tahun ini, Bank Permata mempertimbangkan ekonomi secara umum mengalami perlambatan sehingga mempengaruhi pertumbuhan kredit di kisaran 7%-9%.

"Dari sisi permintaan kredit, sektor industri misalkan, yang berkaitan dengan pertambangan dan juga CPO pada saat tahun lalu, rata-rata korporasi tersebut melunasi utang-utangnya," kata dia.

Kemudian dari sisi realisasi dari NIM yang menunjukkan peningkatan dari tahun lalu. Per data Juni 2023, meningkat 4,58% dari posisi Juni 2022 sebesar 4,69% dan Desember 2022 sebesar 4,71%.

"Profitabilitas dari perbankan itu dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga kredit yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan dengan kenaikan suku bunga deposito," ungkap Josua.

Menurut Josua dari rasio CASA, saving account dan juga tabungan dibandingkan DPK itu masih cukup tinggi, lebih dari 60% sehingga balik lagi ke cost of fund perbankan ini masih tetap meningkat. (NIA)

SHARE