BANKING

BSI (BRIS) Bukukan Rp51,46 Triliun untuk Sustainable Financing

Suparjo Ramalan 04/09/2023 12:11 WIB

Angka ini setara 24,13 persen dari total pembiayaan perusahaan. 

BSI Bukukan Rp51,46 Triliun untuk Sustainable Financing. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) membukukan penyaluran sustainable financing sebesar Rp51,46 triliun pada kuartal I-2023. Angka ini setara 24,13 persen dari total pembiayaan perusahaan. 

"BSI terus berperan aktif dalam menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan sebesar Rp51,46 triliun hingga Maret 2023, atau 24,13 persen dari total pembiayaan BSI," ujar Wakil Menteri BUMN II, Rosan Perkasa Roeslani, Senin (4/9/2023). 

Emiten hasil merger dari anak usaha syariah BUMN perbankan itu juga dipastikan konsisten mengimplementasikan green economy melalui berbagai program. Misalnya, penempatan mesin penukar botol (Reverse Vending Machine) di 33 titik lokasi di Jabodetabek dan Bali, lalu sepuluh Desa BSI dengan penerima manfaat sebanyak 3.066 orang dengan total penyaluran sebesar Rp5,4 miliar.

Rosan mengatakan BSI adalah konsep sustainable financing berbasis syariah yang mengusung konsep keseimbangan finansial, sosial, dan spiritual.

Dari sisi spiritual, BSI mendukung program manajemen dan inovasi masjid, program Da’i, penyaluran zakat dan sebagainya. Dengan naiknya kontribusi zakat, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf.

Sejalan dengan tujuan BSI menjadi bank syariah terkemuka di tingkat global, BSI bergerak memperluas dan mengembangkan layanannya dengan menggaet investor strategis dari Timur Tengah dan beberapa negara muslim lainnya.

Pola sustainable & innovative financing yang dilakukan oleh BUMN ini diharapkan dapat terus dikembangkan, salah satunya di wilayah negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Indo-Pacific.

Untuk itu, diperlukan platform inklusif bagi sektor publik, BUMN, dan swasta dari negara anggota ASEAN dan mitra untuk terlibat dalam diskusi yang konstruktif, mengidentifikasi potensi proyek yang nyata, dan menghasilkan kerja sama yang konkret dalam mempromosikan kolaborasi di Indo-Pasifik melalui AIPF. (NIA)

SHARE