BANKING

Citigroup Hengkang dari RI, Ini Respon CEO Citi Indonesia

Shifa Nurhaliza 16/04/2021 09:20 WIB

Citigroup Inc yang menyatakan akan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

Citigroup Inc menyatakan akan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara. (Foto: MNC Media) (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kabar mengejutkan datang dari perusahaan jasa keuangan global asal Amerika Serikat, Citigroup Inc yang menyatakan akan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

Diketahui, Citigroup akan memfokuskan perbankan konsumen di empat pusat kekayaan dunia yakni Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London. Melalui keterangan resminya, CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengatakan bahwa Citibank telah lama berdiri di Indonesia dengan penuh dedikasi.

Dia mengatakan, penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien Citi Indonesia. "Saat kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami," katanya.

"Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini," kata Batara melalui keterangan di Jakarta, Jumat (16/4/2021).

Sementara itu CEO Citi Group, Jane Fraser, turut mengumumkan bahwa Citi akan memfokuskan kehadiran bisnis global consumer bank di Asia dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) pada empat global wealth center dan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

"Kami akan mengoperasikan waralaba perbankan konsumen kami di Asia dan EMEA hanya dari empat pusat kekayaan yaitu Singapura, Hong Kong, UEA, dan London. Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," ungkap Fraser, Jumat (16/4/2021).

Meskipun 13 pasar lainnya memiliki bisnis yang sangat baik, lanjut Fraser, pihaknya tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing.

"Kami yakin modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan dan bisnis kelembagaan kami di Asia," tandasnya. (TIA)

SHARE