Digital Banking Makin Berjamur, Bagaimana Nasib Kantor Cabang?
Transaksi di BCA saat ini sudah 99,8% sudah dilakukan di luar kantor cabang.
IDXChannel - Saat ini, selain transaksi digital yang meningkat, bank digital juga marak berkembang untuk menggaet kalangan anak muda agar bisa menabung dengan mudah. Lantas apakah kantor cabang masih diperlukan jika semua bank ‘switch’ menjadi digital?
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja melihat kantor cabang masih berperan penting dalam layanan BCA pada 2022.
Menurutnya, nasabah non millennials masih membutuhkan layanan di kantor cabang.
“Selain itu, BCA mencermati bahwa masih terdapat layanan keuangan oleh perbankan yang belum dapat diganti secara digital seperti setoran tunai dan pinjaman dalam jumlah besar. Ke depannya, BCA akan terus mengevaluasi kebutuhan masyarakat terkait kantor cabang BCA,” ungkap Jahja kepada MNC Portal Indonesia melalui Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn
Sampai saat ini, BCA mencatatkan nilai transaksi di cabang sebesar Rp9.413 triliun pada periode Januari hingga September 2021. Namun demikian, BCA melihat aktivitas perbankan melalui kantor cabang mulai mengalami penurunan.
Tercatat porsi transaksi di kantor cabang tercatat sebesar 0,5% per kuartal III 2021. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan pada kuartal I 2021.
BCA melihat bahwa keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan beriringan. Karyawan bagi BCA merupakan pilar penting dalam memberikan layanan terbaik bagi nasabah terutama dalam menjaga loyalitas nasabah.
“Kami akan terus membekali karyawan dengan berbagai pelatihan yang relevan sesuai dengan perkembangan dunia perbankan yang berlangsung, sehingga mereka dapat berkarya dimana saja,” ungkap Hera.
Beberapa lokasi cabang masih tetap membutuhkan kontak langsung dengan karyawan. Hal ini perlu diperhatikan juga agar tidak kehilangan peluang di pasar.
Selain itu, relasi nasabah tidak selalu bisa digantikan dengan digitalisasi, terutama nasabah non millennials yang terbiasa berhubungan dengan orang.
Perlu diketahui BCA memiliki sekitar 1200 cabang. Tujuan BCA saat ini bukan untuk menguranginya tetapi untuk membuat cabang yang lebih ramping dan efisien.
“Kami menempatkan lebih banyak mesin, mengotomatiskan lebih banyak proses untuk mempercepat transaksi dan mengurangi human error,” katanya.
Terkait penambahan/relokasi/penutupan kantor cabang, perusahaan menyampaikan bahwa BCA masih membuka beberapa jaringan kantor di area yang potensial. Namun, pada beberapa area yang sudah dapat tercover jaringan cabang terdekat lainnya dilakukan relokasi/penutupan.
BCA juga melihat kebutuhan akan transaksi tunai masih tetap besar. Oleh karena itu, bank ini melihat peran ATM masih sangat diperlukan saat ini. Dengan demikian keberadaan kantor cabang, belum bisa dihilangkan meskipun perkembangan digital sangat pesat.
Transaksi di BCA saat ini sudah 99,8% sudah dilakukan di luar kantor cabang. Dari angka itu, sebanyak 86,4% dilakukan lewat mobile banking, internet banking dan MyBCA. Sisanya 13,4% dilakukan lewat ATM.
Lantas Jahja Setiaatmadja mengatakan, transaksi lewat ATM masih tinggi meskipun trennya memang menurun. Menurutnya, itu menandakan bahwa masyarakat Indonesia masih belum bisa sepenuhnya menjadi cashless society.
(SANDY)