BANKING

Digitalisasi KPR BTN (BBTN) Dorong Efisiensi, 20 Persen Proses Beralih ke Bale

Aldo Fernando 20/03/2025 14:25 WIB

BTN mencatat 20 persen proses KPR kini dilakukan melalui Bale by BTN, meningkatkan efisiensi dan akses pasar pembiayaan dengan kualitas kredit yang lebih baik.

Digitalisasi KPR BTN (BBTN) Dorong Efisiensi, 20 Persen Proses Beralih ke Bale. (Foto: BTN)

IDXChannel - Sejak diperkenalkan pada akhir Desember 2024 dan resmi diluncurkan pada Februari 2025, Bale by BTN mencatat pertumbuhan dalam nilai transaksi, jumlah pengguna, dan penyaluran kredit. Aplikasi ini dikembangkan sebagai bagian dari ekosistem perumahan yang terintegrasi.

Pencapaian tersebut menunjukkan, adaptasi teknologi tidak hanya meningkatkan kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan layanan bagi nasabah, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan bisnis perbankan.

Bale by BTN sejauh ini berhasil memperluas akses pasar pembiayaan dengan kualitas kredit yang semakin positif.

Sepanjang Januari 2025 atau terhitung sejak awal tahun (year to date/ytd), BTN telah menyalurkan kredit senilai Rp6,69 Triliun. KPR berkontribusi 64,69 persen dari nilai total kredit.

Jika angka nya dibedah lagi, sebanyak 53,90 persen merupakan kredit subsidi ke segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan sisanya mengalir segmen KPR Non Subsidi dengan ticket size kredit rata-rata di atas Rp400 juta.

Dari total pengajuan KPR yang diajukan sepanjang Januari, sekitar 20 persen KPR diproses di Bale super app. Proses KPR ini mencakup pengajuan, pengisian form, verifikasi, penilaian kelayakan calon debitur hingga persetujuan dan pencairan kredit. Semua dilakukan dalam aplikasi.

“Prosesnya menjadi lebih ringkas dan lebih cepat. Jika dihitung sejak calon debitur mengajukan kredit, rata rata kami butuh waktu 3 hari untuk memberikan keputusan kredit. Ini luar biasa,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Selain kecepatan dan efisiensi, aplikasi Bale juga membuka peluang ke ceruk pasar lebih luas dari yang selama ini disasar agen marketing. Masyarakat bisa berinteraksi langsung dan mengajukan KPR atau untuk kredit multi guna untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Berkat sentuhan teknologi, pengukuran profil risiko calon debitur juga menjadi lebih akurat sehingga berdampak positif pada kualitas kredit.

“Memastikan pertumbuhan yang berkualitas sangat penting karena akan mempengaruhi biaya kredit bank (cost of credit) sehingga berdampak positif pada tingkat margin,” kata Nixon.

Sementara itu, penyaluran kredit ke segmen komersil dan high yield loan juga menunjukkan perkembangan yang positif.

Ekspansi perseroan dengan membuka sejumlah kantor cabang khusus untuk melayani segmen menengah atas sebanding dengan hasil yang diraih. Sejak awal 2025, kredit yang tersalurkan untuk harga rumah di atas Rp750 juta mencapai Rp70,50 Miliar.

“Di tengah situasi makro ekonomi yang menantang, pencapaian ini cukup menggembirakan. Kami optimistis jika kondisi makin membaik, segmen ini akan menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis BTN ke depan,” ujarnya. (Aldo Fernando)

SHARE