BANKING

Dirut BTN (BBTN) Akui Penyaluran Kredit Masih Didominasi Sektor Perumahan

Kunthi Fahmar Sandy 02/12/2025 13:56 WIB

Perseroan menargetkan porsi kredit perumahan dan non-perumahan dapat mencapai 70–30 persen pada 2029.

Dirut BTN (BBTN) Akui Penyaluran Kredit Masih Didominasi Sektor Perumahan (FOTO:Dok BTN)

IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyatakan portofolio kredit BTN saat ini masih didominasi sektor perumahan dengan porsi 85 persen.

Hal tersebut diungkap Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu saat meresmikan wajah baru gedung Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng DIY) dan Digital Store Karang Ayu, Senin (1/12/2025).

Namun menurut Nixon angka itu telah menurun dari sebelumnya 95 persen. “Bukan karena kredit perumahan melambat, tetapi karena kredit non-perumahan tumbuh lebih cepat," katanya dalam keterangan pers Selasa (2/12/2024).

Perseroan menargetkan porsi kredit perumahan dan non-perumahan dapat mencapai 70–30 persen pada 2029. Adapun sisi non-perumahan akan terus perseroan dorong, termasuk UMKM, agar BTN dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Sementara itu, gedung yang dipadukan dengan bangunan heritage itu menjadi simbol komitmen BTN dalam menghadirkan layanan perbankan terbaik, modern, dan inklusif bagi masyarakat Jateng dan DIY.

Dia mengatakan, gedung baru tersebut dibangun untuk menjawab kebutuhan ruang sekaligus memperkuat transformasi perseroan yang dalam dua tahun terakhir banyak melakukan pembaruan, baik dari sisi operasional maupun fisik kantor. “Ini adalah bagian dari transformasi di BTN. Kita memang setahun dua tahun terakhir banyak melakukan perubahan, termasuk fisik kantornya. Jadi banyak hal yang kita ubah,” ujarnya.

Nixon menilai, lokasi gedung sangat strategis, berada di Jalan Mgr. Sugiopranoto yang merupakan pusat komersial, perbankan, dan aktivitas masyarakat Semarang. BTN menggabungkan desain modern dengan bangunan heritage lama yang tetap dipertahankan. 

Perpaduan itu menjadi identitas baru BTN yang kokoh dan berwawasan ke depan untuk mendukung produktivitas, kualitas layanan, dan inovasi. “Lokasi ini strategis, tetap kita pertahankan gedung heritage. Ini jadi seru antara heritage dan gedung modern, desainnya kita satukan menjadi representasi perjalanan BTN dengan tetap menjaga warisan, namun tampil modern dan berbasis teknologi,” ujar dia.

BTN memodernisasi gedung heritage tersebut menjadi Digital Store pertama di Jawa Tengah dan ke-11 di Indonesia. 

Kantor cabang digital ini menggantikan fungsi teller dan customer service dengan sistem berbasis digital dan kecerdasan buatan (AI). Nasabah dapat membuka rekening hanya dalam 3–5 menit melalui pemindaian KTP yang terintegrasi dengan Dukcapil. Hingga kini, lebih dari 20 kantor cabang BTN telah dikonversi menjadi cabang digital.

“Dalam transformasi digital ini BTN tidak melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) atau lay-off karyawan. Mereka kami pindahkan ke fungsi yang lebih penting seperti sales dan operations karena memang fungsinya sudah bisa digantikan oleh teknologi dan AI. Dengan cara ini pelayanan jauh lebih baik, lebih cepat, lebih akurat,” kata Nixon.

Dalam kesempatan itu, Nixon juga menyoroti potensi ekonomi Jawa Tengah yang terus tumbuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Jateng pada triwulan III 2025 tercatat melaju 5,37 persen secara tahunan, melampaui rata-rata nasional. 

Pertumbuhan tersebut ditopang sektor-sektor utama seperti industri pengolahan/manufaktur, perdagangan besar dan eceran, pertanian, serta konstruksi. Gabungan empat sektor tersebut menyumbang 70–75 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jateng.

“Stabilitas dan pertumbuhan pada multi sektor menghasilkan basis profil masyarakat yang beragam, meliputi pekerja tetap, pelaku usaha UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), profesional, hingga pekerja industri yang menjadi potensi bisnis bagi BTN,” kata Nixon.

Ke depan, BTN akan memperluas ekspansi pembiayaan perumahan dan non-perumahan (beyond mortgage), termasuk pembiayaan UMKM melalui program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor perumahan yakni Kredit Program Perumahan (KPP) dengan bunga 6 persen.

Program ini menyasar pekerja informal dan wiraswasta yang sebelumnya sulit mengakses kredit pemilikan rumah (KPR) lantaran tidak memiliki slip gaji.

“Sekarang tidak ada alasan lagi. Pemerintah sudah menyiapkan KPP hingga Rp500 juta yang disubsidi negara. Developer kecil juga bisa memanfaatkan plafon hingga Rp5 miliar per putaran, empat kali putaran sampai Rp20 miliar,” kata Nixon.

Nixon berharap fasilitas lengkap dan layanan digital yang dihadirkan di gedung baru dapat memperkuat kinerja Kanwil Jateng DIY sekaligus menjadikan BTN sebagai role model digital banking di daerah. 

(kunthi fahmar sandy)

SHARE