Ditopang Sektor Konsumer, Kinerja Kredit Bank BJB (BJBR) Tembus Rp121,5 Triliun
jumlah debitur P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54 ribu pegawai yang menjadi nasabah BJBR, menunjukkan potensi pasar yang masih besar di segmen ini.
IDXChannel - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), atau Bank BJB, baru saja merilis Laporan Keuangan untuk periode hingga Triwulan III-2024 lalu.
Dari sisi kredit, misalnya, Bank BJB tercatat berhasil merealisasikan pembiayaan hingga Rp121,5 triliun di sepanjang sembilan pertama 2024 ini.
"Realisasi kredit konsumer kami hingga Triwulan III-2024 mencapai Rp73,1 triliun, tumbuh 6,8 persen secara tahunan (year on year/YoY)," ujar Direktur Utama BJBR, Yuddy Renaldi, dalam keterangan resminya.
Secara umum, menurut Yuddy, pihaknya berhasil menjaga kinerja berkelanjutan di tengah tekanan yang datang dari kondisi perekonomian nasional dan global. Dalam sembilan bulan 2024 ini, BJBR sukses menjaga pertumbuhan bisnis yang stabil, didorong oleh inovasi layanan perbankan dan strategi diversifikasi bisnis yang solid.
Yuddy menjelaskan bahwa fokus utama BJBR sejauh ini adalah mempertahankan pertumbuhan yang sehat melalui pengembangan layanan digital, optimalisasi portofolio kredit, serta pengelolaan risiko yang ketat untuk memastikan operasional bisnis tetap kuat dan stabil.
"Di tengah situasi ekonomi yang dinamis, kami juga telah menerapkan strategi inovasi digital yang memungkinkan akses layanan perbankan lebih cepat, aman, dan nyaman bagi nasabah. Selain pengembangan layanan digital, kami juga memperkuat posisi dalam mendukung pembiayaan sektor produktif," ujar Yuddy.
Secara konsolidasi, BJBR menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Total aset meningkat sebesar 17,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan mencapai Rp210 triliun. Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 17,1 persen (yoy), mencapai Rp153,2 triliun, sementara kredit termasuk pembiayaan meningkat 10,4 persen (yoy) menjadi Rp138 triliun.
Efisiensi dalam operasional serta optimalisasi fee-based income (FBI) berhasil menjaga laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp1,47 triliun dan laba setelah pajak sebesar Rp1,16 triliun.
Dari sisi kredit bank only, BJBR mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,3 persen (yoy) menjadi Rp121,5 triliun, dengan kontribusi utama dari segmen kredit konsumer yang tumbuh 6,8 persen (yoy) mencapai Rp73,1 triliun. Segmen kredit konsumer masih menjadi penopang utama kinerja BJBR, dengan market share mencapai 29 persen di kalangan P3K di Jawa Barat dan Banten.
Pada akhir September, jumlah debitur P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54 ribu pegawai yang menjadi nasabah BJBR, menunjukkan potensi pasar yang masih besar di segmen ini.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BJBR berhasil meningkatkan rasio CASA (Current Account Saving Account) sebesar 2,2 persen menjadi 44,9 persen, mencerminkan komitmen Perseroan untuk menjaga cost of fund di level 4,7 persen.
"Hal ini membantu kami dalam memanfaatkan momentum penurunan suku bunga acuan guna mengurangi biaya dana," ujar Yuddy.
Net Interest Margin (NIM) BJBR tercatat sebesar 3,8 persen, dengan Non-Performing Loan (NPL) pada level 1,53 persen yang didukung Coverage Ratio di atas 100 persen. Rasio permodalan (CAR) BJBR juga terjaga di level 19,4 persen, dengan rencana penerbitan Surat Berharga Perpetual untuk penguatan modal Tier 1.
Yuddy menjelaskan, pihaknya terus mendorong penerapan prinsip-prinsip ESG dalam aktivitas bisnisnya. Hingga September 2024, Portofolio Keberlanjutan BJBR mencapai Rp18,2 triliun, setara 15 persen dari total portofolio kredit.
Peningkatan sebesar 15,1 persen ini disalurkan ke berbagai sektor berwawasan lingkungan, pembiayaan UMKM, dan transportasi ramah lingkungan. Di triwulan IV-2024 ini, BJBR berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan senilai Rp1 triliun, guna memperkuat pendanaan keberlanjutan.
Ke depan, Perseroan akan terus berupaya untuk memperkuat posisi untuk menjadi Bank pilihan utama masyarakat dengan fokus pada inovasi, digitalisasi, serta peningkatan kualitas layanan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, sebagai modal penting bagi Perseroan dalam menghadapi tantangan ke depan, serta memperkuat posisi Perseroan sebagai institusi keuangan yang terpercaya dan berorientasi pada masa depan.
(taufan sukma)