BANKING

Genjot Pembiayaan Hijau Demi Sukseskan Target NZE 2060, Ini Tantangan Perbankan

Anggie Ariesta 04/10/2023 02:22 WIB

BRI telah menerapkan manajemen risiko yang lebih intense dalam menyalurkan kredit ke sektor hijau, diantaranya adalah melakukan climate change scenario analysis

Genjot Pembiayaan Hijau Demi Sukseskan Target NZE 2060, Ini Tantangan Perbankan (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Lantaran berkecimpung di industri perbankan, BRI mencoba mewujudkan komitmen tersebut lewat sejumlah cara. Salah satunya dengan terus meningkatkan porsi pembiayaan hijau (green financing).

Meski demikian, ada sejumlah tantangan bagi pelaku perbankan untuk dapat melakukan hal tersebut, seiring dengan karakteristik industri yang digeluti, yang cenderung highly regulated industry.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kepatuhan BRI, Achmad Solichin Lutfiyanto, dalam keterangan resminya, Selasa (3/10/2023). Dengan karakter industri yang berisiko tinggi, BRI disebut Achmad telah menerapkan best practice dalam risk management.

"Dalam konteks ekonomi hijau, ada dua risiko utama yang harus di-manage, itu adalah physical risk dan transition risk. Challenge terbesar buat bank itu adalah bagaimana mengelola transition risk. Ini nilainya besar sekali dan itu nggak mungkin ditanggung sendiri oleh bank. Bahkan harus ada kolaborasi baik dari pemerintah, bank, industri, dan para pihak terkait," ujar Achmad.

Untuk itu, menurut Achmad, BRI telah menerapkan manajemen risiko yang lebih intense dalam menyalurkan kredit ke sektor hijau, diantaranya adalah melakukan climate change scenario analysis dengan standar internasional, serta menyusun credit policy per sektor, yaitu untuk sektor palm oil dan pulp & paper.

Selain risiko yang tinggi, Achmad juga menjelaskan bahwa ketersediaan green project di Indonesia saat ini juga masih terbatas. Untuk itu, peran dari Pemerintah dan pelaku industri menjadi hal yang penting dalam meningkatkan porsi green project di Indonesia.

Sedangkan di tataran operasional, implementasi ESG roadmap BRI mengutamakan dua hal, yaitu People dan Business Process.

"Operasional kita nggak akan pernah optimal ketika kita nggak meng-address isu mengenai manusianya," tutur Achmad.

BRI juga mendorong pekerjanya dalam mendukung pencapaian NZE target, antara lain melalui inisiatif Eco-Operational Efficiency Program, seperti penggunaan kendaraan operasional listrik dan instalasi solar panel di unit kerja BRI.

Di samping itu juga terdapat inisiatif Sustainability Culture Program untuk menginternalisasi budaya keberlanjutan kepada seluruh pekerja BRI.

Selain meningkatkan literasi ke pekerja, BRI juga mengajak masyarakat, terutama Desa BRILiaN dan nasabah KUR BRI untuk menjaga lingkungan dan mendukung NZE melalui program BRI Menanam.

Dalam hal ini, BRI melibatkan berbagai stakeholder terlebih masyarakat, di mana perseroan mengambil pula porsi literasi. Hal tersebut dilakukan mengingat literasi menjadi penting dan tentu tidak bisa menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja, tapi industri juga harus berperan besar.

"Literasi yang kami lakukan adalah kepada pekerja, nasabah, dan juga kepada masyarakat. Jadi intinya, kalau kita bicara target 2060, kami di BRI yakin bahwa itu akan bisa tercapai dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh para pemangku kepentingan," ungkap Achmad.

Secara umum, Achmad menjelaskan, BRI telah memiliki policy perusahaan dalam mewujudkan target NZE, yang diberi nama ESG roadmap.

Dalam roadmap tersebut bahkan BRI menargetkan dapat mewujudkan kondisi NZE pada 2050, atau 10 tahun lebih awal dari target yang dicanangkan pemerintah.

Kebijakan tersebut kemudian diimplementasikan melalui berbagai strategi, inisiatif, dan program kerja, baik secara bisnis maupun operasional.

Secara bertahap, BRI dalam ESG Roadmap yang dimiliki berharap dapat menurunkan emisi sekitar 30 sampai 40 persen pada 2030, sejalan dengan target Enhanced-NDC Indonesia.

Achmad mencontohkan, porsi BRI dalam mencapai NZE Indonesia di 2060, salah satunya adalah dengan aktif dalam penyaluran kredit kepada green sector serta partisipasi dalam inisiatif pemerintah, seperti pada perdagangan karbon perdana, pada tanggal 26 September 2023 lalu.

"Terkait komitmen kami, tentu ke depan BRI akan terus memperbesar porsi dari pembiayaan hijau," tandas Achmad.

Secara umum, BRI telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembiayaan berkelanjutan, yaitu pembiayaan yang terdiri dari pembiayaan kepada UMKM dan kepada sektor hijau.

Total pembiayaan sebesar Rp732,3 triliun atau 67,2 persen dari total pembiayaan bank. Sebagai bank yang fokus melayani UMKM, BRI memiliki porsi pembiayaan UMKM sebesar Rp652,9 triliun, sementara pembiayaan ke sektor hijau sebesar Rp79,4 triliun. (TSA)

SHARE