BANKING

Hadapi Tantangan Global, Peran CFO Diklaim Jadi Kunci Perbankan Tumbuh Berkelanjutan

Taufan Sukma Abdi Putra 02/08/2024 16:30 WIB

eorang CFO modern harus mampu melampaui angka dan laporan keuangan serta menjadi penggerak utama dalam membangun strategi yang mendukung keberlanjutan.

Hadapi Tantangan Global, Peran CFO Diklaim Jadi Kunci Perbankan Tumbuh Berkelanjutan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Gelombang globalisasi dengan tren perubahan yang terjadi demikian cepat dinilai telah membuat industri perbankan dihadapkan pada peluang sekaligus berbagai tantangan.

Atas kondisi tersebut, diperlukan sistem kepemimpinan keuangan yang visioner, tangguh, dan lincah (agile), sehingga dapat memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis secara jangka panjang.

"Para pemimpin keuangan, khususnya Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO), memegang peran sangat penting dalam hal ini," ujar Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo, saat membuka PERBANAS CFO FORUM II 2024, yang digelar di Bali, sejak Kamis (1/8/2024) hingga Sabtu (3/8/2024) mendatang.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, kepemimpinan keuangan yang efektif tidak hanya terbatas pada pengelolaan aset dan liabilitas, melainkan juga mencakup tanggung jawab untuk mendukung inisiatif berkelanjutan, mengadopsi teknologi baru, mengelola risiko dengan cermat, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang terus berkembang. 

Dikatakan Kartika, seorang CFO modern harus mampu melampaui angka dan laporan keuangan serta menjadi penggerak utama dalam membangun strategi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial. 

"Forum ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana CFO dan pemimpin keuangan lainnya dapat mengantisipasi dunia yang terus berubah dengan mengadopsi praktik-praktik keuangan yang baik, memanfaatkan kemajuan teknologi, dan membangun ketahanan terhadap ketidakpastian ekonomi global maupun nasional," ujar Kartika.

Dalam CFO Forum ini, beberapa tema yang jadi pembahasan utama, antara lain, CFO dynamic balancing short-term and long term business goals, transformation and organizational change, effective digital leadership, dan data/cyber security strategy for banking institution. 
Melalui diskusi yang digelar, Perbanas berharap dapat menyediakan wadah berbagi pengetahuan, wawasan, dan pendekatan praktis untuk mengelola perbankan menjadi industri yang siap menuju masa depan, yang lebih berkelanjutan, dan sejahtera. 

Dengan turut hadirnya para ahli industri, pemimpin bisnis, dan praktisi keuangan perbankan, forum ini berhasil menjadi platform yang ideal untuk berbagi wawasan, memperluas jaringan profesional, dan menemukan solusi inovatif untuk tantangan keuangan masa depan. 

"Sehubungan dengan tantangan sosial dan hubungan dengan cyber security, yaitu di tengah maraknya perjudian online, industri perbankan Indonesia berkomitmen penuh untuk memerangi segala bentuk praktik perjudian online yang merugikan masyarakat dan perekonomian," ujar Kartika.

Bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PERBANAS  menegaskan bahwa tidak ada satu pun bank yang mendukung aktivitas perjudian online.

Industri perbankan bertekad untuk melawan praktik ilegal ini dan mengambil langkah tegas dalam upaya pemberantasan tersebut. Bersama regulator dan lembaga jasa keuangan lainnya, perbankan akan terus melakukan gerakan bersama edukasi dan sosialisasi mengenai literasi keuangan dan pemberantasan judi online.

Sementara, dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa selama ini pihak regulator dan PERBANAS senantiasa konsisten dalam melakukan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan sesuai dengan kewenangan masing-masing. 

OJK sebagai regulator, misalnya, sejauh ini telah memerintahkan bank untuk memblokir lebih dari 6.000 rekening yang diindikasikan terkait dengan transaksi judi online.

"Regulator juga meminta bank melakukan Enhance Due Diligence (EDD) atas nasabah yang terindikasi terkait transaksi judi online dan melaporkan transaksi tersebut sebagai Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK," ujar Dian.

Menurut Dian, OJK bersama perbankan juga terus berupaya untuk meningkatkan efektivitas penerapan program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (APU, PPT dan PPPSPM).

(Taufan Sukma)

SHARE