Ingatkan Bank untuk Waspada, OJK Akan Keluarkan Panduan Keamanan Siber
Maraknya digitalisasi perbankan di era sekarang ternyata berhasil mendongkrak saham sejumlah bank yang menyatakan dirinya sebagai bank digital.
IDXChannel - Maraknya digitalisasi perbankan di era sekarang ternyata berhasil mendongkrak saham sejumlah bank yang menyatakan dirinya sebagai bank digital. Bukan hanya itu, ketertarikan investor pun mulai beralih ke arah akuisisi bank untuk bertransformasi menjadi bank digital.
Akibat fenomena ini, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengingatkan kepada para bankir agar waspada terhadap potensi serangan siber.
“Kita terus upayakan dan terus berikan panduan supaya serangan siber ini bisa diperhatikan dan dikelola dengan baik. Karena saya melihat beberapa kali, nasabah melaporkan transaksi tidak aman sebab berbagai hal,” ujar Heru dalam Banking Outlook 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa (7/9/2021).
Hal ini berkaitan dengan keamanan, sistem digital, dan digital blackout. Kondisi pandemi Covid-19 sekarang telah mendorong bank untuk melakukan transformasi digital karena adanya perubahan consumer behavior yang memilih transaksi dan layanan digital.
“Transformasi digital harus terus dikembangkan, bagaimana nanti terus melayani nasabah dengan lincah. Terus berinovasi dan layanan itu dilakukan dengan aman sehingga kita bisa lebih resilience dan berdaya saing ke depannya,” ungkapnya.
Maka dari itu, dia kembali mengingatkan agar nasabah dan para bankir perlu mewaspadai serangan siber ini. Merespon hal tersebut, OJK akan memberikan panduan kepada bankir supaya data nasabah dapat dikelola dengan baik.
"Paling lambat dalam 2 bulan kami akan memberikan panduan dan bagaimana kita mengaturnya, sehingga nasabah merasa aman dan secure melakukan transaksi yang aman dan dengan tata kelola yang baik," terang Heru.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai transaksi digital banking meningkat 39,39% year on year (yoy) menjadi Rp 17.901,76 triliun sepanjang paruh pertama 2021. BI juga memproyeksikan transaksi digital banking bisa melesat 30,1% yoy mencapai Rp 35.600 triliun sepanjang tahun ini.
“Kondisi demikian menuntut akselerasi digital di sektor perbankan. Sebab jika tidak, aktivitas tersebut akan dimanfaatkan oleh pemain shadow banking yang semakin lincah mengakselerasi digital,” pungkas Heru. (TIA)