Kredit Tumbuh 36 Persen, Bank Jago (ARTO) Raup Laba Rp199 Miliar hingga Kuartal III
ARTO membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp199 miliar hingga kuartal III-2025, meningkat 132 persen
IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp199 miliar hingga kuartal III-2025, meningkat 132 persen dari Rp86 miliar pada posisi yang sama di 2024.
Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan kenaikan penyaluran kredit sebesar Rp23,5 triliun atau tumbuh 36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,3 triliun.
"Hasil positif ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan dengan berbagai ekosistem keuangan digital mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah," kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung dalam siaran pers, Rabu (29/10/2025).
Arief menuturkan, penyaluran kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Total aset Bank Jago juga meningkat 28 persen dari posisi September 2024 sebesar Rp26,8 triliun menjadi Rp34,5 triliun per September 2025. Rasio kredit terhadap simpanan atau loan-to-deposit ratio (LDR) berada pada 98 persen serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 32,9 persen.
"Kami bersyukur dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas secara berkelanjutan. Ini terus memotivasi kami untuk berinovasi dan berkolaborasi menyediakan
produk dan layanan keuangan digital yang dapat meningkatkan kehidupan jutaan nasabah di Indonesia," tuturnya.
Hingga akhir kuartal III-2025, total nasabah Bank Jago mencapai 18,6 juta, termasuk 14,5 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah.
Total nasabah ini meningkat lebih dari 4,5 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 14,1 juta nasabah.
Pertambahan jumlah nasabah funding sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp23,9 triliun hingga akhir September 2025. Jumlah ini naik 41 persen dibandingkan posisi yang
sama tahun lalu sebesar Rp17 triliun.
(DESI ANGRIANI)