Laba Bank Jago (ARTO) Melesat 78 Persen Jadi Rp129 Miliar di 2024
Bank Jago (ARTO) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp129 miliar pada 2024. Angka tersebut meningkat 78 persen dibandingkan laba 2023.
IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp129 miliar pada 2024. Angka tersebut meningkat 78 persen dibandingkan dengan laba 2023 yang mencapai Rp72 miliar.
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung menyatakan, pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan perseroan yang selaras dengan fokusnya sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi, kolaborasi, serta pengelolaan fundamental dan manajemen risiko yang baik.
"Ini menjadi modal kuat Bank Jago untuk leap forward ke fase pertumbuhan berikutnya," ujar Arief dalam keterangan resmi, Jumat (21/3/2025).
Inovasi dan kolaborasi yang semakin kuat dengan ekosistem digital telah mendorong pertumbuhan jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.
Pada akhir 2024, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 15,3 juta, termasuk 12,1 juta pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna aplikasi ini meningkat 4 juta nasabah, atau tumbuh hampir 50 persen dibandingkan dengan akhir 2023 yang sebanyak 8,1 juta nasabah.
Peningkatan ini didorong oleh kemitraan strategis, seperti ekosistem GoTo dan platform reksa dana online Bibit, yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago untuk melakukan akuisisi nasabah baru.
Sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna, DPK Bank Jago juga tumbuh 56 persen dari Rp12,1 triliun pada 2023 menjadi Rp18,8 triliun pada akhir 2024.
Penyumbang terbesar DPK yaitu giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) yang mencapai Rp10 triliun atau 53 persen sedangkan 47 persen sisanya merupakan simpanan dalam bentuk deposito sebesar Rp8,8 triliun.
Bank Jago juga mencatatkan pertumbuhan kredit yang kuat. Hingga akhir 2024, total kredit yang disalurkan mencapai Rp17,7 triliun, meningkat 36 persen dibandingkan dengan Rp13 triliun pada 2023.
Melalui kolaborasi dengan mitra ekosistem digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya, Bank Jago memastikan pertumbuhan kredit tetap berkualitas. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang tetap rendah di 0,2 persen.
Pertumbuhan kredit yang sehat turut mendorong total aset Bank Jago menjadi Rp28,5 triliun, meningkat 34 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,3 triliun. Sementara itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 44,4 persen menunjukkan kuatnya tingkat permodalan Bank Jago dalam mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Arief menyebut sepanjang 2024 terdapat tantangan akibat dinamika ekonomi dan politik, baik di dalam negeri maupun global. Namun, Bank Jago berhasil melewati tahun tersebut dengan pertumbuhan bisnis yang solid dan fundamental yang semakin kuat.
Dengan pencapaian ini, Bank Jago optimistis untuk terus mendorong inovasi dan kolaborasi guna mempercepat ekspansi dan meningkatkan inklusi keuangan digital di Indonesia.
(Febrina Ratna Iskana)