LPS Soroti Simpanan Nasabah Kaya di Atas Rp5 Miliar Melonjak
LPS menyoroti pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp5 miliar yang lebih cepat dibandingkan nasabah dengan simpanan di bawah Rp100 juta.
IDXChannel - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp5 miliar yang lebih cepat dibandingkan nasabah dengan simpanan di bawah Rp100 juta.
Hal ini mengindikasikan adanya dana yang ditahan perusahaan sebagai persiapan untuk ekspansi bisnis.
Menurut Purbaya, pertumbuhan simpanan nasabah dengan dana di atas Rp5 miliar mencapai 9,45 persen, jauh lebih tinggi dibanding simpanan di bawah Rp100 juta yang tumbuh 4,76 persen.
"Kelihatannya yang di atas (simpanan di atas Rp5 miliar) tumbuhnya lebih kencang daripada yang di bawah," kata Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (26/8/2025).
Purbaya menduga pertumbuhan cepat ini disebabkan oleh banyak perusahaan yang menyimpan uang mereka di rekening, sambil menunggu waktu yang tepat untuk ekspansi.
"Mungkin mereka masih menunggu ekspansi nggak mau naruh uangnya di perbankan. Jadi ini indikasi bahwa mereka masih mengumpulkan uangnya di sana untuk siap-siap ekspansi nanti," tuturnya.
Purbaya menambahkan, meskipun simpanan di bawah Rp100 juta masih tumbuh di bawah 5 persen, sudah ada tanda-tanda perbaikan, dengan pertumbuhan pada Juni yang mencapai 4,89 persen.
"Belum ekspansi penuh, tapi enggak lama lagi bakal membaik, mungkin mereka akan mulai ekspansi bisnisnya mereka," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) yang digelar pada 25 Agustus 2025, LPS memutuskan untuk menurunkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) simpanan rupiah di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) sebesar 25 basis poin.
TBP simpanan rupiah di Bank Umum kini menjadi 3,75 persen, sementara di BPR sebesar 6,25 persen.
Adapun TBP simpanan valuta asing (valas) di bank umum dipertahankan di level 2,25 persen. Tingkat bunga baru ini berlaku mulai 28 Agustus hingga 30 September 2025.
Purbaya menjelaskan, keputusan ini didasarkan pada kinerja ekonomi domestik yang relatif solid, meskipun tetap perlu diperkuat di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, beberapa bank sentral global juga telah melanjutkan penurunan suku bunga acuan sebagai upaya untuk mendorong kinerja ekonomi yang lebih baik.
(kunthi fahmar sandy)