BANKING

Maksimalkan Cuan Ramadan, Pedagang Mainan di Blok M Andalkan QRIS BRI

taufan sukma 15/03/2024 17:33 WIB

Pada momen Lebaran 2023 lalu, misalnya, omzet penjualan Arman melonjak hingga lima sampai enam kali lipat dari hari biasa.

Maksimalkan Cuan Ramadan, Pedagang Mainan di Blok M Andalkan QRIS BRI (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Seorang penyair Romawi klasik terkenal, Quintus Horatius Flaccus, berujar "Nil sine magno labore vita dedit mortalibus (hidup tak akan memberi apa pun pada mereka yang tak bekerja keras)."

Melalui petuah tersebut, tokoh yang lebih dikenal dengan nama Horatius (Horace) itu mencoba mengajarkan manusia agar selalu berusaha, dan memberikan upaya terbaik di setiap yang dikerjakan.

Pesan tersebut, sepertinya, dipahami betul oleh Arman Siregar, seorang pedagang mainan anak asal Medan, yang berjualan di Blok M Square, Jakarta Selatan.

"Jadi perantau memang harus bekerja keras, karena  kita sudah ada di Ibu Kota. Jadi harus maksimal cari uang, buat hidup dan menabung buat dikirim ke kampung," ujar Arman, saat ditemui di lapaknya, di Lantai G sisi Barat, Blok Square, Kamis (15/3/2024).

Berjualan di sana, Arman mengaku dapat mengantongi omzet sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari pada masa hari kerja (week days). Sedangkan pada Sabtu-Minggu (weekend), omzet Arman melonjak hingga mencapai Rp2,2 juta sampai Rp2,5 juta.

Lonjakan penjualan terutama terjadi, menurut Arman, pada masa weekend di awal bulan, lantaran masyarakat yang bekerja kantoran secara umum telah menerima gaji bulanannya.

"Biasanya gitu. Kalau tanggal 15 ke atas sampai akhir bulan, agak sepi sedikit, terus melonjak lagi di awal bulan, abis gajian," tutur Arman.

Ramadan

Sedangkan untuk momen-momen khusus, seperti libur tahun baru, Natal hingga Ramadan dan Lebaran, dikatakan Arman, tren penjualannya juga cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Pada momen Lebaran 2023 lalu, misalnya, omzet penjualan Arman melonjak hingga lima sampai enam kali lipat dari hari biasa.

Jika pada hari-hari bisa Arman secara rata-rata mengantongi sekitar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta per hari, maka pada momen Idul Fitri meroket sampai menembus angka Rp10 juta sampai Rp12 juta dalam sehari.

Tren peningkatan penjualan tersebut biasanya sudah mulai dirasakan sejak awal Ramadan, dan lalu secara bertahap semakin melonjak hingga saat malam Takbiran, atau H-1 Lebaran.

"Karena kan orang banyak yang ke mall untuk belanja baju baru, gamis, mukena, macam-macam. Termasuk juga anaknya dibeliin mainan. Lalu puncaknya pas Lebaran itu. Orang biasanya abis sungkemen, silaturahmi ke keluarga, siangnya belanja ke mall," ungkap Arman.

Karena tak ingin melewatkan momen meraup cuan secara maksimal tersebut, Arman pun mengaku setiap momen Lebaran tak pernah ikut 'ritual' mudik ke kampung halaman.

Meski muslim, Arman lebih memilih untuk pulang ke Medan bersilaturahmi dengan keluarga saat sebelum Ramadan, atau justru sekitar 1-2 bulan setelah Lebaran.

"Mudik itu nggak ada hukumnya di agama. Kalau bekerja, cari nafkah, itu justru wajib. Jadi itu yang didahulukan. Silaturahmi memang juga penting, tapi kan bisa sebelum puasa, atau malah abis Lebaran. Jadi pas mudik, mau berbagi rezeki juga enak," papar Arman, sambil tertawa.

QRIS BRI

Yang menarik, dari seluruh penjualan yang didapat, Arman mengeklaim bahwa sebagian besar dilakukan secara non tunai.

Karena selama ini belum bisa melayani pembayaran menggunakan kode QR (QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard/QRIS), maka Arman terpaksa mengarahkan para pelanggannya untuk membayar via transfer ke rekening bank miliknya.

Karenanya, demi ingin memaksimalkan penjualan dan mempermudah proses transaksi jelang ramainya pelanggan saat momen Ramadan dan Lebaran, Arman mengaku tengah mengurus penyediaan layanan QRIS di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

"Saya lagi ngurus (QRIS) di BRI Cabang (KCP) Melawai, karena saya sudah punya rekening di sana. Sudah disuruh ambil juga barcode. Sudah selesai. Cuma belum sempat saja karena kemarin masih harus kulakan barang untuk perbanyak stok," urai Arman.

Menurut Arman, dirinya sengaja mengurus QRIS BRI agar nantinya ketika pelanggan sedang meramai, proses transaksi jadi jauh lebih mudah, sehingga tidak perlu terjadi antrean yang menumpuk.

Pun, Arman mengeklaim bahwa hampir setiap pelanggannya selama ini memang sudah banyak bertanya dan meminta agar disediakan proses pembayaran menggunakan QRIS.

Arman menjelaskan, pembayaran secara digital, baik melalui transfer bank maupun QRIS, sama-sama menguntungkan, baik bagi pihak pembeli maupun penjual.

"Buat pembeli jadi lebih simpel, karena gak perlu bawa cash banyak-banyak. Habis pilih mainan yang mau dibeli, tinggal scan barcode, beres. Nggak perlu nunggu kembalian segala," tandas Arman.

Sedangkan bagi Arman sendiri sebagai penjual, pembayaran via QRIS juga memudahkan karena tidak perlu lagi menyiapkan recehan dalam jumlah banyak untuk persediaan kembalian.

Pun, Arman juga mengaku seolah otomatis 'dibantu menabung', sehingga tidak perlu lagi ribet melakukan setor tunai di bank. Setiap hasil penjualan sudah otomatis terkumpul di rekening, sehingga tinggal ditransaksikan lebih lanjut sesuai kebutuhan menggunakan aplikasi BRImo.

"Kita kan juga kalau kulakan barang, bayarnya sampai belasan juta. Nggak mungkin kalau bawa-bawa uang cash sebanyak itu kesana-kemari. Nggak aman. Dengan QRIS, di sana (tempat kulakan) saya juga tinggal scan barcode, beres. Untuk keperluan lain, beli (paket internet), pulsa listrik sampai kirim uang ke kampung juga jadi semakin mudah," tegas Arman.

Data Bank Indonesia

Pengakuan Arman seolah mengonfirmasi data yang sebelumnya telah dirilis oleh Bank Indonesia (BI), di mana semakin banyak masyarakat yang terbukti telah merasakan manfaat dari keberadaan QRIS.

BI mencatat adanya pertumbuhan nilai transaksi menggunakan QRIS hingga lebih dari 149 persen secara tahunan (year on year/YoY), dengan nilai mencapai Rp31,65 triliun.

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, jumlah pengguna QRIS secara nasional saat ini telah menembus 46,37 juta, dengan jumlah merchant mencapai 30,88 juta, yang sebagian besar didominasi oleh pelaku UMKM.

"Sementara, nilai pertumbuhan pembayaran menggunakan ATM, Debet dan Kredit mencapai Rp692,32 triliun, atau tumbuh sebesar 2,58 persen (yoy)," ujar Perry, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk Periode Februari 2024, pada Rabu (21/2/2024).

Sedangkan untuk nilai transaksi digital banking secara keseluruhan, menurut Perry, tercatat mencapai Rp5.335,33 triliun, atau tumbuh 17,19 persen (yoy).

Di lain pihak, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 39,28 persen (yoy), hingga mencapai Rp83,37 triliun.

Perry juga menegaskan bahwa keberadaan QRIS turut menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan transaksi ekonomi dan keuangan digital secara nasional.

"Sejauh ini kita melihat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Hal ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Termasuk di antaranya melalui QRIS," tegas Perry. (TSA)

SHARE