BANKING

Menanti Langkah The Fed soal Suku Bunga Pasca Krisis Perbankan AS

Maulina Ulfa - Riset 20/03/2023 17:09 WIB

Pekan ini menjadi penantian pasar untuk kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Menanti Langkah The Fed soal Suku Bunga Pasca Krisis Perbankan AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pekan ini menjadi penantian pasar untuk kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed). The Fed mengadakan pertemuan kebijakan FOMC periode Maret 2023 dengan latar belakang ekonomi AS yang semakin tidak menentu.

Pada 22 Maret, The Fed akan mengumumkan pembaruan suku bunga di mana pasar menduga kemungkinan besar bank sentral ini akan hawkish dengan kenaikan 0,25 poin persentase.

Peluang The Fed untuk mempertahankan suku bunga cukup kecil. Namun, pertemuan The Fed kali ini relatif tidak pasti jika dibandingkan dengan beberapa pertemuan sebelumnya.

Sejak pertemuan terakhir The Fed, kondisi inflasi AS masih belum mampu mencapai target bank sentral dan mengalami penurunan cukup lambat.

Tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 6% pada Februari 2023, terendah sejak September 2021, sejalan dengan prakiraan pasar, dan dibandingkan dengan 6,4% pada Januari 2023.

Tak hanya inflasi yang melabat, sejumlah data fundamental ekonomi AS masih menunjukkan penguatan seperti pasar tenaga kerja.

Namun masalah perbankan telah mendominasi kondisi di AS dan menambah kompleksitas analisis The Fed.

Krisis Perbankan di Pusaran Pertemuan

Krisis perbankan semakin memperumit gambaran ekonomi AS. Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank adalah jajaran bank besar AS yang telah mengalami kegagalan. Sementara saat ini First Republic serta Credit Suisse menjadi bank-bank yang membutuhkan dukungan.

Kepercayaan pasar terhadap sektor perbankan tetap relatif rendah. Terlebih, pada Minggu (19/3) The Fed bersama Bank Sentral Eropa (ECB) dan beberapa bank sentral besar lainnya mengumumkan koordinasi likuiditas internasional, dan mengakui adanya "ketegangan" di pasar finansial global.

Ini semakin mempertegas masalah perbankan global yang kemungkinan akan berkembang bahkan selama jam-jam yang tersisa hingga rapat The Fed.

Di satu sisi, ketentuan likuiditas The Fed untuk mengurangi risiko bagi bank-bank di dalam negeri dan internasional telah mengimbangi beberapa pekerjaan Fed baru-baru ini dalam mengecilkan neraca melalui pengetatan kuantitatif.

“Jadi, ke mana pun suku bunga bergerak, bisa dibilang kebijakan moneter sekarang secara material lebih longgar daripada pada pertemuan terakhir,” kata Simon Moore, analis di Forbes, Senin, (20/3).

Menurut Simon, mempertahankan suku bunga yang stabil akan disambut baik oleh pasar, juga menimbulkan pertanyaan tentang data perbankan seperti apa yang dilihat The Fed. Dengan demikian, kebijakan yang lebih longgar dapat dilihat lebih sebagai sinyal bahwa risiko terhadap sektor perbankan belum berakhir.

Analisis Investing menyebutkan, terdapat skenario kenaikan suku bunga The Fed yang perlu diperhatikan, di antaranya:

1. Tidak Ada Perubahan (21,8%):

Dalam skenario ini, tekad The Fed untuk melawan dan mengendalikan inflasi akan menjadi pertanyaan serius.

Mengingat, runtuhnya kredibilitas bank sentral belum pernah terjadi sebelumnya, terutama setelah Powell berkali-kali menyatakan bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dalam melawan inflasi.

2. Kenaikan 25 bps (78,2%)

Kenaikan seperempat poin akan paling masuk akal saat ini yang berpotensi akan menempatkan The Fed di posisi yang sulit, terutama dengan inflasi yang masih berjalan jauh di atas target 2% bank sentral. Hal ini juga dapat membuat The Fed berisiko melonggarkan kebijakan saat tekanan inflasi mulai meningkat kembali.

3. Kenaikan 50 bps (0%)

Kenaikan suku bunga 50bps juga tidak akan banyak membantu The Fed. Dengan langkah agresif, akan semakin menambah ketakutan hard landing bagi ekonomi yaitu resesi yang dalam dan berkepanjangan.

Jika kebijakan ini di ambil, bank sentral AS kemungkinan akan menghadapi kritik lebih dalam, mengingat tanda-tanda meningkatnya tekanan di sektor perbankan.

“Pendapat saya adalah bahwa apa pun yang dilakukan The Fed, itu dalam situasi lose-lose. Bank sentral AS tampaknya tengah berjalan di atas tali, dengan potensi kesalahan kebijakan besar di setiap sisi,”kata analis Investing.com, Jesse Cohen, Senin (20/3). (ADF)

SHARE