Menebak Arah Suku Bunga The Fed di Tengah Krisis Bank AS
Menanti arah suku bunga The Fed yang akan diumumkan Rabu (22/3) di tengah kebangkrutan bank-bank di AS.
IDXChannel - Investor dan ekonom terpecah mengenai kebijakan Federal Reserve atau The Fed apakah akan mengerek suku bunga acuan pada Rabu (22/3). Beda pandangan ini karena melihat Bank Sentral AS lebih banyak melakukan tindakan untuk membendung situasi dan kondisi perbankan, serta dampak dari pengambilalihan Credit Suisse yang membuat pasar gelisah.
Dana berjangka The Fed mencerminkan sekira 65 persen, memungkinkan kenaikan suku bunga seperempat poin atau 25 basis poin. The Fed akan memulai pertemuan pada Selasa (21/3) karena pembuat kebijakan mempertimbangkan apakah inflasi masih terlalu panas, sehingga layak menaikkan suku bunga atau apakah gejolak di pasar keuangan melampaui kekhawatiran tersebut. Target The Fed saat ini adalah 4,5 persen sampai 4,75 persen.
"Saya kira Fed tidak memiliki opsi bagus di sini," kata Tim Duy, kepala ekonom AS di SGH Macro Advisors, dikutip dari Reuters, Selasa (21/3/2023).
"Risikonya memungkinkan inflasi menjadi lebih tertanam vs risiko memperparah krisis perbankan yang lebih luas," dia menambahkan.
Pada hari Minggu (19/3), The Fed sebagai bagian dari tindakan terkoordinasi, menawarkan pertukaran mata uang harian ke bank-bank di Kanada, Inggris, Jepang, Swiss, dan zona Euro untuk mengurangi tekanan pendanaan di pasar global.
"Kecuali jatuhnya sektor perbankan antara hari ini dan Rabu, yang bergema secara global, mereka (The Fed) akan fokus pada perkembangan ekonomi, yang saat ini mendukung lebih banyak pengetatan kebijakan," kata Rubeela Farooqi, kepala ekonom AS di High Frequency Economics yang memprediksi kenaikan suku bunga seperempat poin persentase.
Sementara Analis di Goldman Sachs sebaliknya. Dia memprediksi jeda pada pertemuan minggu ini karena volatilitas saat ini dan dibantu oleh penurunan tajam ekspektasi inflasi jangka pendek. Bank investasi ini kemudian mengharapkan tiga kenaikan 25 basis poin lagi di Mei, Juni, dan Juli dengan tingkat kebijakan memuncak pada kisaran 5,25-5,5%.
"Sementara pembuat kebijakan telah merespons secara agresif untuk menopang sistem keuangan. Pasar nampaknya kurang yakin upaya untuk mendukung bank kecil dan menengah akan terbukti cukup," tulis Analis Goldman.
"Pandangan kami bahwa tekanan dalam sistem perbankan tetap menjadi perhatian paling mendesak untuk saat ini," pungkasnya.
(FAY)