BANKING

OCBC (NISP) Perkenalkan Nyala Bisnis ke UMKM, Satu Rekening Bisa 13 Mata Uang

Anggie Ariesta 31/05/2023 13:51 WIB

Nyala Bisnis memberikan bebas biaya transaksi antar Bank tanpa batas dengan BI Fast

OCBC (NISP) Perkenalkan Nyala Bisnis ke UMKM, Satu Rekening Bisa 13 Mata Uang (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memperkenalkan Nyala Bisnis, sebuah solusi finansial inovatif yang menyasar para pelaku UMKM

Nyala Bisnis menawarkan kenyamanan pengelolaan keuangan bisnis melalui 1 rekening dengan 13 mata uang. 

Selain itu, Nyala Bisnis memberikan bebas biaya transaksi antar Bank tanpa batas dengan BI Fast, akses mudah terhadap pinjaman, gratis biaya MDR QRIS serta kemudahan transaksi bisnis digital di mana saja dan kapan saja via One Mobile dan Velocity, termasuk kemudahan transaksi valas melalui digital banking tersebut dengan kurs yang kompetitif.

Head of Retail Loan Business Bank OCBC NISP, Heriwan Gazali mengatakan, meskipun saat ini kesehatan finansial mayoritas UMKM Indonesia masih belum optimal, kita harus optimis dan percaya bahwa angka tersebut dapat terus ditingkatkan untuk mencapai skor ideal. 

Bank OCBC NISP percaya bahwa peningkatan inklusi yang diiringi dengan pembekalan bisnis yang mumpuni, UMKM Indonesia akan #BeraniNaikLevel dengan terus adaptif, inovatif dan berdaya saing tinggi. 

“Untuk itu, melalui Nyala Bisnis yang diluncurkan hari ini, kami akan terus bersinergi dalam mendukung pemberdayaan UMKM demi meningkatkan inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” kata Heriwan dalam Peluncuran Nyala Bisnis di Jakarta, Rabu (31/5/2023. 

Nyala Bisnis, lanjut Heriwan, juga merupakan salah satu inisiatif Bank dalam mendukung beragam program pemerintah dalam rangka meningkatkan potensi UMKM di Indonesia. 

Dari sisi pengelolaan bisnis, 44% UMKM di Indonesia masih mencampurkan keuangan pribadi dan bisnis mereka. Padahal, kedua hal tersebut harusnya dipisahkan demi memudahkan mereka menjaga kondisi keuangan bisnis yang lebih sehat. 

Selanjutnya, 75% UMKM di Indonesia mengaku sudah melakukan pencatatan keuangan; namun 80% dari mereka masih melakukan pencatatan keuangan secara manual di zaman yang serba digital ini. Bahkan, hanya 34% UMKM yang memanfaatkan produk digital untuk berbisnis dan operasional mereka. 

Terkait perencanaan, sebagian besar UMKM masih perlu meningkatkan kemampuan untuk memenuhi dan mengelola kondisi keuangan usaha. Contohnya dalam perencanaan untuk mendapatkan dana pinjaman tunai dalam keadaan darurat. 

Sebab, 53% UMKM belum memiliki estimasi ataupun tidak paham cara membuat estimasi anggaran, pendapatan, dana untuk usaha berjalan serta bagaimana mendapatkan dana darurat. Akibat kesadaran perencanaan yang rendah tersebut, rata-rata UMKM Indonesia (50%) hanya memiliki dana cadangan yang dapat mendukung kegiatan operasional selama 1-4 bulan.

Menanggapi peluncuran Nyala Bisnis, Ketua Umum BPC HIPMI Jakarta Pusat Muhammad Riandy Haroen mengatakan bahwa sebagai pengusaha dan bagian dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Pusat, pihaknya percaya bahwa selalu akan ada solusi di balik semua tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Indonesia.

“Tak hanya itu, kami juga senang karena berkesempatan untuk menjadi mitra Bank OCBC NISP dalam menghadirkan pelatihan yang inspiratif dan praktis terkait literasi keuangan, pemanfaatan digital, dan pengembangan bisnis, yang bertujuan untuk menjadikan UMKM Indonesia tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Riandy. 

(SAN)

SHARE