OCBC NISP Targetkan DPK Tumbuh Lebih dari 13 Persen, Begini Strateginya
Bank OCBC NISP menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh double digit pada 2025. Target DPK diyakini akan sejalan dengan perolehan tahun lalu.
IDXChannel - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh double digit pada 2025. Target DPK diyakini akan sejalan dengan perolehan tahun lalu di angka 13 persen.
“Karena kalau dari kita, DPK kita kan selalu naik, dana simpanan tahun kemarin juga naik double digit. Jadi pasti kita menargetkan tidak akan pernah lebih bawah dari pencapaian tahun lalu, jadi artinya harus di atas, double digit,” ujar Personal Banking Division Head OCBC, Chinni Yanti Tjhin usai Media Chit Chat OCBC di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Menurut Chinni, target tersebut sejalan dengan misi besar OCBC untuk mendorong anak Indonesia menabung dengan meluncurkan program Young NYALA. Dengan strategi tersebut, portofolio tabungan anak diproyeksi berkontribusi 10 persen terhadap pertumbuhan dana simpanan.
“Targetnya double, jadi selama ini kita punya tabungan anak, mungkin OCBC belum pernah benar-benar secara aktif mempromosikan, jadi portfolio yang sudah dibangun berpuluh-puluh tahun targetnya double di tahun ini dan pertumbuhannya akan kontribusi 10 persen untuk target pertumbuhan dana simpanan,” kata Chinni.
Salah satu langkah yang diambil OCBC yaitu dengan menghadirkan Young NYALA, solusi finansial yang dirancang khusus bagi orang tua dengan anak di bawah 17 tahun untuk mengajarkan anak menabung dan mengelola keuangan secara bijak.
Young Nyala OCBC akan meluncurkan kartu debit dengan desain edisi khusus, yang menampilkan karakter Disney dan Marvel favorit, beserta berbagai karakter premium bertema lainnya untuk menggaet para nasabah cilik yang dikelola oleh orang tua.
Adapun sepanjang 2024, OCBC Indonesia menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp205,93 triliun. Angka ini naik 13 persen yoy atau dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp181,76 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut ikut mendorong kenaikan total aset NISP hingga 13 persen yoy, menjadi sebesar Rp281 triliun.
Dengan demikian, pertumbuhan laba bersih OCBC Indonesia mencapai 19 persen (yoy) atau Rp4,9 triliun.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih, yang naik sebesar 11 persen yoy menjadi sebesar Rp11,05 triliun. Di samping itu, beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas aset keuangan juga turun signifikan hingga 87 persen yoy menjadi sebesar Rp151 miliar.
OCBC Indonesia juga tetap menjaga kualitas asetnya sepanjang 2024, dengan angka rasio Kredit Bermasalah Bruto (NPL Gross) yang stabil di level 1,6 persen, kemudian NPL Net pada level 0,6 persen, dan Loan At Risk (LAR) di level 4,8 persen.
(Febrina Ratna Iskana)