OJK Bidik UMKM hingga Santri Biar Makin Melek Keuangan
OJK menetapkan sasaran prioritas untuk mendapatkan edukasi guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan pada 2023. Fokus OJK adalah membangun literasi keuangan masyarakat desa melalui aliansi strategis dengan kementerian dan lembaga terkait, perangkat desa, penggerak PKK desa, dan mahasiswa KKN.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, OJK menetapkan sasaran prioritas untuk mendapatkan edukasi guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Ia menjelaskan, yang menjadi sasaran prioritas literasi keuangan 2023 yakni, pelajar atau santri, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), penyandang disabilitas dan masyarakat daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
“Sedangkan sasaran prioritas inklusi keuangan 2023 adalah segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah pedesaan, dan sektor jasa keuangan syariah,” kata Friderica dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (22/11/2022).
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03%. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10%, meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19%.
Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.
“Yang selalu kami utamakan, yakni supaya gap ini semakin kecil. Kalau gap-nya jauh dari indeks itu berpotensi bermasalah, karena berarti banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan tanpa memahami produknya,” tutur Friderica.
Dari sisi gender, untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi, yakni sebesar 50,33% dibanding laki-laki yang sebesar 49,05%. Pada 2020 hingga 2022, OJK menjadikan perempuan sebagai sasaran prioritas dalam arah strategis literasi keuangan.
Di sisi lain, indeks inklusi keuangan laki–laki lebih tinggi, yakni sebesar 86,28%, dibanding indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88%.
Sementara itu, indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 50,52% dan 86,73%, lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan yakni sebesar 48,43% dan 82,69%.
Namun demikian gap indeks literasi keuangan semakin mengecil dari 6,88% di tahun 2019 menjadi 2,10% di tahun 2022, serta gap indeks inklusi keuangan juga semakin mengecil dari 15,11% di tahun 2019 menjadi 4,04% di tahun 2022.
“Hasil SNLIK 2022 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk/layanan keuanga yang sesuai kebutuhan konsumen, serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas dia.
(FAY)